Heboh Diduga Ada Atlet Transgender di Olimpiade Paris, Ini Alasan Wanita Tak Imbang Lawan Pria

Paris, VIVA – Imane Khelif, petinju asal Aljazair, kini menjadi perbincangan dunia atas tuduhan dirinya transgender untuk mengikuti Olimpiade Paris 2024.

Kecurigaan tersebut muncul seiring viralnya momen pertandingan melawan petinju asal Italia Angela Carini. Pertarungan antara keduanya terhenti tidak lama setelah dimulai. Angela Carini tiba-tiba berlutut sambil menangis karena tak kuasa menahan kekuatan lawannya. Dari situlah muncul dugaan bahwa Imane Khelif yang tubuhnya mirip laki-laki ini adalah seorang transgender sehingga kekuatannya juga berbeda dengan atlet putri. Gulir untuk mengetahui cerita lengkapnya, yuk!

Komite Olimpiade Aljazair (COA) langsung mengomentari tuduhan terhadap Imane Khelif yang dinilai tidak berdasar.

“COA mengutuk keras penargetan tidak bermoral dan pencemaran nama baik terhadap atlet terkenal kami Imane Khelif melalui propaganda tidak berdasar oleh beberapa media asing,” kata COA dalam sebuah pernyataan.

Lantas jika Imane Khelif terbukti transgender, mengapa ia dikritik?

Faktanya, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam kekuatan latihannya. Selain itu, dalam tinju, sejumlah besar energi dikeluarkan untuk mengalahkan lawan. Dalam hal ini, tidak akan ada keseimbangan antara kekuatan seorang pria, meskipun dia telah mengubah jenis kelaminnya, dan kekuatan seorang wanita sejati. Atlet perempuan akan lebih dirugikan jika harus bersaing dengan laki-laki.

Berdasarkan laporan ahli yang ditulis oleh seorang profesor ilmu olahraga di Universitas Nebraska, Dr. Gregor A. Brown menyatakan bahwa kebijakan yang memperbolehkan laki-laki bersaing dengan perempuan merugikan atlet perempuan.

“Mengizinkan laki-laki bersaing dengan atlet perempuan di atletik dapat memungkinkan banyak orang yang tidak dianggap sebagai atlet ‘elit’ menggantikan atlet perempuan paling berpengalaman di dunia,” tulisnya pada Jumat 2 I will

Pria yang berbakat dan terlatih juga memiliki keunggulan fisik dibandingkan wanita, mulai dari tinggi dan berat badan, tulang yang lebih besar, lebih panjang dan kuat hingga otot yang lebih besar dan tingkat metabolisme serta pelepasan energi yang lebih tinggi.

Karakteristik fisiologis bawaan ini menghasilkan kekuatan otot yang lebih besar untuk melempar, pukulan dan tendangan yang lebih kuat, lompatan yang lebih tinggi, dan kecepatan lari yang lebih cepat bagi pria, sehingga menciptakan keunggulan atletik dibandingkan wanita.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d
Gacor Dagelan4d

Team Tambak

sasui1 sasui2 sasui3 sasui4 sasui5 sasui6 sasui7 sasui8 sasui9 sasui10 sasui11 sasui12 sasui13 sasui14 sasui15 sasui16 sasui17 sasui18 sasui19 sasui20 sasui21 sasui22 sasui23 sasui24 sasui25 sasui26 sasui27 sasui28 sasui29

Team Rnr

rnr303 rnr303 rnrslot rnrslot rnr303 rnr303 rnrslot rnrslot