Siap-siap Tidak Semua Mobil Bisa Isi Pertalite Jika Tidak Memiliki Ini

VIVA – Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengurangi penggunaan BBM atau BBM bersubsidi karena tidak tepat sasaran, salah satunya berencana menghilangkan Pertalite.

Namun hingga saat ini belum ada keputusan untuk menghapus Pertalite dari SPBU Pertamina, meski beberapa SPBU belum mencantumkan nama BBM bersubsidi tersebut di panel depannya.

Selain itu, ada juga SPBU yang harus membeli Pertalite menggunakan kode QR di aplikasi MyPertamina, artinya hanya kendaraan yang terdaftar dan dianggap memenuhi syarat yang bisa diisi.

Mengingat tidak semua SPBU melakukan cara tersebut, kedepannya perusahaan BUMN akan memperluas penggunaan QR Code di seluruh Indonesia.

Vice President (VP) Corporate Communications Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan langkah ini diambil untuk penjualan energi surya yang kini 100% menggunakan QR Code dalam penjualannya.

“Jadi untuk Pertalite, kami mengikuti kesuksesan Solar. Solar diisi 100 persen menggunakan QR Code dan juga terbukti efektif menjaga kuota BBM bersubsidi,” kata Santoso.

Wilayah pertama yang menerapkan kode QR secara penuh adalah Pulau Aceh dan Riau.

Makanya kota-kota ini kita mulai dulu dan ke depan kita lakukan secara bertahap. Karena kita tidak bisa langsung 100 persen, kata Fadjar.

Diakuinya, kini Pertamina masih aktif melakukan sosialisasi dan pendataan seputar pasar Pertalite melalui QR Code.

Sementara itu, menurut Manajer Komunikasi, Hubungan & CSR Distrik Pertamina Patra Arya Yusa Dwicandra, tahap awal perluasan dimulai pada pertengahan Juli di Pulau Jawa, Madura, Bali (Jamali).

Kemudian ke beberapa daerah di luar Jamali seperti Kepulauan Riau, NTT, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Aturan ini berlaku khusus bagi pengguna kendaraan roda empat.

“Setelah diterapkan di 41 kota/wilayah mulai Juli 2023, Pertamina Patra Niaga secara bertahap memperluas area pendataan Pertalite QR Code kendaraan roda empat di berbagai wilayah Indonesia,” kata Arya, dilansir Antaranews, Senin, 5 Agustus. 2024.

Menurut dia, data tersebut merupakan upaya perusahaan untuk mencatat transaksi BBM KPU dengan lebih baik dan transparan, dengan mempertimbangkan anggaran kompensasi yang diberikan pemerintah untuk produk Pertalite. “Pembangunan wilayah ini akan dilakukan secara bertahap dimulai di 190 kota/kabupaten di Kabupaten Jamali dan sebagian wilayah di luar Jamali, kemudian untuk provinsi lain atau 283 kota/kabupaten lainnya akan dilanjutkan pada tahap berikutnya,” ujarnya. .

Artinya, tidak semua pemilik mobil bisa mengisi Pertalite, apalagi rinciannya tidak diterima karena dianggap tidak termasuk dalam kategori penerima BBM bersubsidi. Pertamina mencatat hingga Juli 2024, sudah lebih dari 4,6 juta kendaraan yang didaftarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *