Gak Setuju Marshel Widianto Maju Pilkada, Pandji Pragiwaksono Singgung Soal Pornografi dan Narkoba

VIVA Showbiz – Pencalonan Maršel Widijant pada Pilkada 2024 mendatang ditolak banyak pihak. Bahkan rekan-rekan artisnya pun tidak setuju jika Marshel Widianto mencalonkan diri sebagai Wakil Wali Kota Tangsel.

Setelah Nikita Mirzani mengutarakan penolakannya, giliran Panji Pragiwakson yang mengaku tak ingin rekan komediannya itu menjadi calon wakil Wali Kota Tangsel. 

Panđi Pragiwaksono punya alasan tersendiri tak setuju dengan pencalonan Maršel Widijant. Mari kita lanjutkan menelusuri seluruh artikel di bawah ini.

Menurutnya, Marshel Widianto memiliki masa lalu yang patut menjadi pertimbangan partai pengusungnya sebelum mencalonkan komedian tersebut untuk maju dalam pilkada.

Sebab, Marshel Widianto punya riwayat buruk, mulai dari keterlibatan pornografi hingga obat-obatan terlarang.

“Kalau saya orang dekat Gerindra, misalnya, saya ketuanya, saya akan bilang, ‘Mengapa Anda memilih orang yang biasa datang dan keluar dari PSK sebagai wakil Wali Kota Tangsel?’” kata Pandji Pragiwaksoni. mengutip Video YouTube Deddy Corbuzier, pada Rabu, 3 Juli 2024.

“Saya dulunya pengedar sabu, lalu dia suka membeli film porno. Maksud saya, oke, apakah tidak ada orang lain?” dia menambahkan.

Panji Pragivaksono pun meragukan kemampuan politik Marcel Vidyant. Sebab seperti yang diketahui, Marshall Widianto mengawali karirnya di dunia hiburan sebagai seorang komedian.

Ia juga minim pengalaman berpolitik sehingga kredibilitasnya sebagai calon wakil wali kota kurang meyakinkan. Panji melihat Marshel Widianto mendapatkan popularitas hanya untuk maju dalam pilkada mendatang.

“Itu hanya populer. Jika saya menjadi wakil walikota di kota lain, saya akan menjadi sukarelawan,” kata Panđi.

Meski sesama komedian, Pandji Pragiwaksono membandingkan Marhsel Widiant dengan dirinya. Bahkan, ia menilai dirinya lebih berpengetahuan tentang dunia politik karena sebelumnya ia telah mempelajari ilmu terkait.

Panji pun merasa mampu jika diangkat menjadi Wakil Wali Kota, bukan rakyat yang memilih Marsekal Vidyant.

“Saya sekolah, saya jalani prosesnya, saya belajar tata kota, saya belajar humaniora, saya belajar ilmu sosial, lalu saya menjadi wakil walikota. Tiba-tiba muncul Marshel Widianto, apa yang Anda lakukan?” kata Panji.

Meski berbeda pendapat, Padji Pragiwaksono tak bisa sepenuhnya menyalahkan Marcel Widiant.

Menurutnya, partai harus berpikir matang sebelum mengangkat kadernya pada pemilu mendatang.

Partai juga harus mendalami lebih dalam latar belakang dan masa lalu sosok yang akan dicalonkan sebagai wakil wali kota.

“Tapi menurutku itu bukan salah Marshel. Standup anak-anak Indo itu penuh dengan orang-orang sulit, kita punya pola pikir ada pekerjaan, ayolah gan. Apapun itu, partai dan pimpinannya harus mengambil keputusan,” kata Panji Pragivaksono . .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *