Menu Terbaik dan Jam Tepat untuk Sarapan Agar Kadar Gula Tidak Tinggi

Jakarta, VIVA – Sarapan memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitas. Sarapan dapat memberi kita lebih banyak energi sehingga memudahkan kita berkonsentrasi. Oleh karena itu, dengan sarapan pagi kita dapat mencapai hasil yang baik dalam bekerja.

Namun sayangnya, masih banyak orang yang salah menjaga waktu dan mengonsumsi makanan yang salah untuk sarapan. Alhasil, alih-alih berenergi, Anda malah mengantuk atau malah kadar gula darah naik signifikan.

Bagaimana aturan waktu sarapan dan menu sarapannya? dokter spesialis penyakit dalam, konsultan endokrinologi metabolik dan diabetes, Prof. Hans Tandra, Sp.PD-KEMD, Ph.D, FINASIM, FACE menjelaskan sarapan sendiri akan membantu proses metabolisme dalam tubuh.

“Pagi namanya sarapan, itu istirahat sebentar. Jadi semalaman kamu belum makan, semalaman perutmu kosong. Metabolismemu sudah lambat, sekarang sarapan penting untuk meningkatkan metabolismemu agar mulai berjalan.” ucapnya mengutip dari potongan video yang diunggah ke akun TikTok.

Apalagi waktu atau waktu terbaik untuk sarapan adalah sebelum jam 7 pagi. Hal ini juga berkaitan dengan proses metabolisme di antara waktu makan.

“Ingat kalau bisa makan malam tutup jam 7 malam agar metabolisme kita bisa istirahat. Jarak antara dua waktu makan itu berarti metabolisme memakan waktu sekitar 5,6 jam. Kalau kita lanjutkan jam 6 sore berarti makan siang tutup jam 1 siang. . Bantu kami maju satu jam lagi. “6 berarti rata-rata waktu puasa di pagi hari adalah jam 7 pagi,” ujarnya.

Lebih lanjut dr Hans menjelaskan, kita sarapan setengah jam hingga satu jam setelah bangun tidur. 

“Jangan melewatkan sarapan pagi. Makanlah sarapan yang banyak dan makan dalam porsi besar karena memakan banyak tenaga,” ujarnya.

Di sisi lain, dr Hans juga mengingatkan agar menu sarapan tidak boleh sembarangan. Meski porsinya besar, namun Anda tetap harus memperhatikan asupan yang masuk ke dalam tubuh. Sayurannya sendiri harus mengandung porsi besar, disusul protein tanpa lemak, lalu karbohidrat.

“Tapi ingat juga: karena kita tidak kerja keras, maka harus ada serat nabati dulu, lalu protein tanpa lemak, daging ayam atau tahu, tempe, telur, baru karbohidrat,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk berolahraga selama satu jam setelah sarapan.  

“Dengan cara ini Anda tidak memiliki terlalu banyak gula, lemak, kenyang dan berkualitas. Lebih dari satu jam kemudian Anda berolahraga, kenyang, berkualitas,” lanjutnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *