Filipina, Titik Kumpul – Angkatan Laut Filipina dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang melakukan Operasi Kerja Sama Maritim pertama mereka di perairan yang disengketakan, dengan menekankan kerja sama dan stabilitas di kawasan. Namun, dilaporkan bahwa kapal pengintai yang diyakini berasal dari Angkatan Laut Tiongkok memantau dengan cermat latihan tersebut, menyoroti ketegangan yang sedang berlangsung di Laut Cina Selatan.
Menurut surat kabar Daily Mirror, pada Sabtu, 17 Agustus 2024, Angkatan Laut Filipina dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF) melakukan latihan angkatan laut gabungan pertama di perairan sengketa di Laut Timur pada awal Agustus 2024.
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengumumkan Kegiatan Kerja Sama Maritim (MCA), yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama internasional demi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. BRP Jose Rizal dari Angkatan Laut Filipina dan JS Sazanami dari Angkatan Laut Jepang (JMSDF) ikut serta dalam latihan tersebut.
Latihan tersebut meliputi latihan komunikasi, latihan taktis, dan latihan fotografi, semuanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan taktis dan memperkuat hubungan kuat antara kedua negara. Latihan bersama ini menggarisbawahi komitmen Angkatan Laut Filipina dan JMSDF untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan, yang mencerminkan komitmen bersama mereka terhadap tatanan internasional berbasis aturan.
Duta Besar Jepang untuk Filipina Kazuya Endo melalui media sosial merayakan pencapaian tersebut dan mengatakan bahwa partisipasi JS Sazanami menunjukkan komitmen Jepang terhadap kerja sama regional. Namun, gambar yang dirilis Filipina dan Jepang menunjukkan kapal Angkatan Laut Tiongkok mengikuti kapal Filipina dan Jepang selama latihan.
Pakar pertahanan berspekulasi bahwa kapal pengintai tersebut kemungkinan besar adalah korvet kelas Jiangdao Type-056, yang menunjukkan kemungkinan bahwa Tiongkok sedang memantau operasi gabungan tersebut.
Latihan gabungan ini menyusul Kegiatan Kerja Sama Maritim Bilateral antara Angkatan Laut Filipina dan Angkatan Laut Amerika Serikat pada 31 Juli lalu, yang semakin menekankan eratnya kerja sama pertahanan antara Filipina dan sekutunya.
Latihan tersebut berlangsung di dekat Leslie Bank – dalam zona ekonomi eksklusif Manila tetapi diklaim oleh Beijing – dan melibatkan USS Mobile dan BRP Ramon Alcaraz. Latihan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk melawan klaim teritorial Tiongkok yang tegas dan meningkatkan keamanan regional.
Sebuah video yang dirilis oleh AFP menunjukkan kapal-kapal tersebut melakukan operasi permukaan dan latihan komunikasi yang terkoordinasi, menggarisbawahi aliansi yang kuat antara Filipina dan Amerika Serikat. Tujuan dari latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi maritim bersama dan mendorong perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik.
Kerja sama maritim ini dicanangkan tahun lalu sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan antara Filipina dan Tiongkok, khususnya terkait misi penggantian pangkalan Korps Marinir di Second Thomas Shoal. Hingga November 2023, Filipina telah melakukan beberapa patroli udara dan laut bilateral dan multilateral dengan negara-negara termasuk Kanada, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Pada bulan April, Jepang berpartisipasi dalam wisata laut di Laut Filipina Barat bersama Filipina, Amerika Serikat, dan Australia. Selain itu, pada bulan Juli, Manila dan Tokyo menandatangani Perjanjian Akses Bersama, yang memungkinkan pengerahan pasukan dan peralatan militer ke wilayah masing-masing untuk latihan bersama.
Latihan militer gabungan Jepang-Filipina baru-baru ini berlangsung hanya sebulan setelah pembicaraan diplomatik menghasilkan kesepakatan antara Filipina dan Tiongkok untuk meredakan ketegangan di Laut Filipina Barat. Prancis juga diperkirakan akan menerima upaya kerja sama pertahanan tersebut sambil menunggu perjanjian lainnya.
Meskipun ada patroli bersama, ketegangan antara pasukan Filipina dan Tiongkok terus berlanjut, dengan tindakan agresif yang dilakukan Penjaga Pantai Tiongkok, termasuk penggunaan meriam air dan ram kapal dalam misi pengisian ulang pada tanggal 17 Juni.
Perkembangan ini menyoroti semakin eratnya kerja sama antara Filipina dan sekutunya dalam upaya melawan klaim teritorial Tiongkok yang tegas dan meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan. Kehadiran berkelanjutan mitra internasional dalam patroli bersama menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga ketertiban berbasis aturan di Indo-Pasifik.