Titik Kumpul Tekno – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana mengirim awaknya ke Bulan pada tahun 2025 dan Mars dalam dekade berikutnya.
Mengirim manusia ke luar angkasa sangatlah sulit dan berbahaya. Seiring dengan meluasnya perjalanan ruang angkasa, kemungkinan seseorang meninggal dalam perjalanan juga meningkat.
Hal ini mengingatkan kita pada pertanyaan menyedihkan namun penting yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri jika seseorang meninggal di luar angkasa, apa yang terjadi pada tubuhnya?
Kapsul
Menurut Emmanuel Urquieta, seorang dokter luar angkasa, jika seseorang meninggal dalam misi sub-Bumi – seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) – kru dapat mengembalikan jenazahnya ke Bumi dalam kapsul dalam waktu beberapa jam.
Namun jika hal itu terjadi di bulan, para pekerja bisa pulang dengan membawa jenazah hanya dalam beberapa hari. NASA sudah memiliki protokol rinci untuk kejadian semacam itu.
Karena pemulihan yang cepat, retensi sisa mungkin tidak terlalu menjadi perhatian. Sebaliknya, prioritasnya adalah memastikan kru yang tersisa kembali dengan selamat ke Bumi.
Situasinya akan berbeda jika astronot tersebut meninggal dalam perjalanan 300 juta kilometer ke Mars, lapor Alert Science.
Dalam hal ini, pekerja mungkin tidak dapat kembali. Sebaliknya, sisa-sisa tersebut dapat dikembalikan ke Bumi bersama kru di akhir misi, yaitu beberapa tahun kemudian.
Sementara itu, para pekerja dapat menyimpan jenazah di ruangan terpisah atau kantong jenazah khusus. Suhu dan kelembapan yang konstan di dalam pesawat luar angkasa dapat membantu mengawetkan jenazah.
Namun semua kondisi tersebut hanya berlaku jika seseorang meninggal di lingkungan bertekanan seperti ISS atau pesawat luar angkasa.
Saku khusus
NASA kini mengembangkan kantong jenazah yang dapat menjaga pesawat ruang angkasa tetap berada di permukaan selama 48 hingga 72 jam – waktu yang cukup untuk kembali ke Bumi dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Artinya, saat pesawat luar angkasa melakukan penjelajahan jauh dari Bumi, NASA telah menyiapkan prosedur untuk menghentikan misi tersebut, menurut Live Science.
Penutup sutra
Bioengineer JJ Hastings dan perancang busana Pia Interlandi sedang mengerjakan proyek membuat taplak meja pemakaman sutra yang dapat digunakan kembali oleh alien.
Penutup ini siap ketika manusia mengunjungi planet Mars atau Bulan, seperti dilansir Space.
Bahan sutra dikenal nyaman dipakai dan ringan. Sebab sebelumnya, jika seseorang meninggal di luar angkasa, jenazahnya akan terlempar keluar luar angkasa melalui pintu khusus atau airlock.
Pia Interlandi mengatakan, bahan yang terbuat dari protein ulat sutera ini akan mudah dikenakan meski dengan tubuh yang kaku.
Sementara itu, JJ Hastings mengaku ide tersebut sebenarnya untuk menghemat ruang agar para astronot bisa terus memakainya dan tidak mengganggu hal lain.
Sarung sutra ini memiliki empat lapisan dan dikatakan 100% biodegradable, sehingga tubuh mudah terurai tanpa ada limbah tambahan.
Lapisan pertama adalah pakaian dalam. Lalu di atasnya ada kain hias semi transparan juga dari bahan sutra, warna di atasnya putih, tapi di bawahnya berubah abu-abu tua.
Kemudian lapisan ketiga berupa sutra tipis yang dililitkan dan menutupi wajah. Dan bagian terakhir atau keempat adalah pakaian yang meliputi kerudung seperti selimut yang terbuat dari bahan sutra yang lembut namun bentuknya seperti kain yang besar dan tebal.