Kaesang Pangarep Koreksi Cara Public Speaking Marshel Widianto

JAKARTA, VIVA – Marcel Vidianto di Partai Gerindra 2015. Pada Pilkada 2024, ia dicalonkan sebagai calon Wakil Wali Kota Tangsel Selatan. .

Menurut Nikita Mirzani, pria berambut keriting itu belum memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk memimpin masyarakat Mandarin Selatan. Butuh waktu bertahun-tahun bagi komedi untuk mencapai puncaknya. Raja pun menilai Marcel mempunyai perilaku yang buruk, seperti penjilat, tidak tertib, bahkan pengkhianat.

Tak hanya itu, Kiki Saputri mengutarakan pendapatnya soal terpilihnya Marshall, baik di media sosial maupun saat menjadi anggota Lapor Pak.

Marcel Vidianto kini aktif membagikan Bluesukan di jejaring sosial. Zodiak Gemini ini bertanya kepada masyarakat Mandarin Selatan tentang permasalahan di daerahnya dan harapannya.

Marcel Vidianto muncul di podcast Front Door yang dibawakan oleh Kaezang Pangarep, Kiki Saputri dan Ate. Ate Marshall diminta menjawab kontroversi pencalonannya sebagai Wali Kota Tangsel. 

“Ini perintah pesta,” kata Marshall.

Marcel mengaku sudah menunjukkan kesetiaannya kepada Partai Gerindra. Sayangnya perkataan Marshall melayang begitu saja dan malah Kiki, Ate, dan Kesang yang tertawa terbahak-bahak.

“Kamu tidak tahu harus berkata apa. Kamu hanya tertawa,” kata Kiki. 

Marshall kurang serius saat menjawab pertanyaan penting. Bahkan, Kaisang berharap saat itu juga Marshall bisa memperkenalkan diri untuk meyakinkan calon pengikutnya. Dia juga terlihat gugup dan sering mengalihkan pembicaraan. 

Tanggapan Marshall tidak jarang terkesan kaku dan bertele-tele. Entah karena takut salah atau kurang paham dengan pertanyaan seputar situasi masyarakat Tangsel.

Kaisan Pangarep juga berulang kali menyela pidato publik Marshall yang masih ricuh. Apalagi saat pengalaman debat podcast dengan Kiki Saputri. 

“Untuk belajar berdebat, jangan menggunakan kata ‘mungkin’, harus yakin benar,” kata Kesang menjawab pertanyaan debat Marshall tentang kelemahan kampanye antikorupsi. 

Lanjut ke pertanyaan berikutnya bagaimana cara meningkatkan taraf hidup masyarakat Tangsel Selatan. Kiki Saputri mampu menjawab secara lugas dan tegas.

Sementara itu, Marcel belum menyelesaikan jawabannya, namun Ate sedang menghitung waktu di pengatur waktu. Di sana, Marcel tiba-tiba teralihkan dan teralihkan, jadi dia sering menggunakan kata “e”.

“Hilangkan kata ‘e’ untuk kelas elokusi dan diamlah,” kata Kesang kepada Marsekal.

“Misalnya kalau tidak bisa menjawab, lihat wajah [penonton],” imbuh suami Erina Gudono itu.

Kaisang Pangarep Marshall kembali menegaskan perlunya mengurangi penggunaan kata “boleh” dan lebih persuasif. 

“Terima kasih, Tuan,” jawab Marcel. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *