Lewat Film Kaka Boss, Arie Kriting Tunjukkan Masyarakat Indonesia Timur Gak Melulu Soal Kesengsaraan

Jakarta, VIVA – Arie Kriting kembali menunjukkan kepiawaiannya sebagai sutradara. Kali ini ia kembali hadir dengan film terbarunya Kaka Boss yang akan tayang di seluruh bioskop secara bersamaan pada 29 Agustus 2024.

Ia tidak akan menjadi Arie Kriting jika tidak menyampaikan pesan mendalam dalam film komedi yang ia garap. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.

Termasuk dalam film Kaka Boss, Arie Kriting menyoroti budaya masyarakat Indonesia Timur yang masih jarang dijadikan subjek film layar lebar.

Berbeda dengan karya sutradara lainnya, dalam film ini Arie Kriting ingin menarik perhatian pada sisi bahagia masyarakat timur yang biasanya hanya tertonjolkan setelah adanya energi atau perubahan gaya hidup masyarakat kota.

“Kalau kita menonton film Timur, seringkali kita suka menggambarkan Timur dalam kesedihan, kekurangan air, sekolah jauh, infrastruktur kurang memadai,” kata Arie Kriting, dalam konferensi pers film Kaka Boss. di Epicentrum, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2024.

“Film-film Indonesia seringkali menggambarkan konflik dari Timur. Ini adalah kenyataan, kenyataan, tapi bagi saya, orang-orang Timur yang keluar dari bioskop dengan perasaan bersyukur. “Saya orang Timur yang lelah bersyukur,” imbuhnya.

Untuk film terbarunya ini, Arie Kriting menciptakan konsep cerita yang penuh drama, namun juga komedi yang menggemparkan. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang berusaha mati-matian untuk membanggakan anaknya.

Penampilannya yang kekar dan kulitnya yang gelap membuat dirinya disegani banyak orang, namun tak sedikit pula yang kerap meremehkannya.

Melihat banyaknya persepsi masyarakat di Indonesia Timur yang kerap tertinggal akibat gaya hidup yang kurang modern, Arie Kriting ingin menunjukkan bahwa mereka suka bersenang-senang dengan bernyanyi atau menari.

Soal produksi film Kaka Boss, Arie Kriting juga menyertakan sejumlah aktor yang berasal dari kota-kota di Indonesia Timur.

Misalnya Godfred Orindeod, Glory Hillary, Mamat Alkatiri, Abdur Arsyad, Putri Nere, Nowela Mikhelia, Chun “Funky Papua” dan masih banyak lagi yang lainnya.

Padahal, untuk pemeran pendukung, Arie Kriting sempat mencari talenta-talenta berbakat yang sebagian besar berasal dari Timur.

Dengan begitu, Arie Kriting ingin membuktikan bahwa masyarakat Indonesia yang kerap dianggap terbelakang ternyata mempunyai talenta-talenta emas yang mampu bersaing dan mampu bersaing.

“Kita butuh opsi agar orang-orang dari Timur tidak berpindah-pindah terus. Memang benar setiap saya menonton film dari Timur, mereka terlihat tidak bisa, tidak bisa, tidak bisa. Namun, saya menampilkan talenta-talenta dari Timur yang semuanya mumpuni. Timur tidak hanya “SDMnya juga mumpuni”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *