Sven-Goran Eriksson Pernah Prediksi Masa Depan Timnas Indonesia Sebelum Meninggal

Viva – Sven Goran Eriksson, pelatih ternama dunia, meninggal dunia pada Senin 25 Agustus 2024 di usia 76 tahun. Kabar duka ini dibagikan di situs resminya.

SGE meninggal setelah perjuangan terakhirnya melawan kanker pankreas. Dia dijatuhi hukuman seumur hidup selama satu tahun berikutnya.

Maret lalu, Erickson mendapat kesempatan terakhir berlatih. 

Dia melatih klub impian lamanya Liverpool dalam pertandingan amal melawan Ajax.

“Setelah lama sakit, SGE meninggal dunia pagi ini di rumah, dikelilingi oleh keluarganya. Sangat berduka atas putrinya Lena, putranya Johan bersama istrinya Amina dan cucunya Skye, ayah Sven, pacarnya Yanisette, serta putra mereka. Alcides, mohon berkabung secara pribadi dengan istri saudara laki-laki Lars Erik Jimenung dan hormati keinginan mereka untuk tidak saling menghubungi.  

SGE pertama kali menjadi pelatih dan mengelola klub di Daggerfors pada tahun 1977. Total, ia telah mengelola 12 klub profesional di berbagai negara.

Daftar klub yang pernah dilatih Eriksson memang tidak main-main. Man-of-the-match memilih Benfica, Lazio, AS Roma, Sampdoria, Manchester City dan Leicester City.

Eriksen telah meraih 18 gelar di level klub. Dia memimpin Benfica meraih tiga gelar liga Portugal, terutama ketika dia memimpin Lazio meraih gelar liga Italia pada 1999-2000 di tengah dominasi Juventus dan AC Milan.

Selepas menangani Lazio, Eriksen melatih timnas Inggris pada tahun 2001 hingga 2006. Namun, mereka tiga kali tersingkir di perempat final Euro 2004 dan Piala Dunia 2006 melawan lawan yang sama, timnas Portugal. 2022. Piala Dunia melawan tim nasional Brasil.

Di penghujung karirnya, Eriksen menangani timnas Filipina pada 2018-2019. Mereka pernah berhadapan dengan Timnas Indonesia pada babak penyisihan grup Piala AFF 2018 di Stadion Gelora Bang Karno (SUGBK), Jakarta.

Laga yang dimainkan pada 25 November 2018 itu berakhir imbang tanpa gol, sehingga Gurda asuhan Bima Sakti tersingkir dari babak penyisihan grup setelah finis keempat dari lima grup B. 

Meski demikian, Eriksen saat itu menyebut masa depan Timnas Indonesia cerah. 

Timnas Garwood beranggotakan Evan Dimas, Zulfiandi, Stefano Lillipali, Rico Samjantic, Andik Varmansia, dan Andritani Ardhyasa.

Eriksson, pemain-pemain berbakat tim Garuda membuat sepak bola Indonesia bisa menjadi saksi kebangkitan timnasnya. 

Melihat permainan Indonesia, saya kira masa depan timnas Indonesia akan cerah, kata Eriksson seperti dikutip dari situs resmi PSSI. 

“Saya tidak tahu persis berapa umur para pemainnya.”   “Tapi menurut saya hampir semuanya pemain muda. Jadi saya rangkum seperti dulu,” imbuhnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *