Waspada, Mpox Mulai Menyerang Anak-anak di Kongo

Kongo, VIVA – Penyakit Mpox atau dikenal juga dengan sebutan cacar monyet atau cacar monyet, masih menjadi perhatian masyarakat global karena kasusnya belakangan ini meningkat di beberapa belahan dunia, termasuk Indonesia. 

Salah satu negara yang paling terkena dampaknya adalah Republik Demokratik Kongo. Di Kongo, khususnya di bagian timur, wabah cacar telah menjadi krisis kesehatan yang besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan epidemi ini sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional. Gulir ke bawah untuk melihat artikel selengkapnya. 

Kongo mencatat hampir seluruh kasus mpox tahun ini, dengan lebih dari 450 kematian. Anak-anak di Kongo Timur adalah kelompok yang paling terkena dampaknya. Dr. Pierre-Olivier Ngadzol dari badan amal Medair menjelaskan bahwa 75 persen kasus yang ditanganinya adalah anak-anak di bawah 10 tahun. Sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit tersebut.

Sejauh ini, 310 kasus telah dirawat sejak bulan Juni di rumah sakit setempat di Sungi dekat kota Goma. Beruntung tidak ada korban jiwa karena warga segera berobat. Klinik ini menawarkan pengobatan gratis termasuk antibiotik, parasetamol, dan air minum bersih.

Namun situasi di rumah sakit di Kavumu yang berjarak 80 kilometer dari lokasi tenggelamnya sangat buruk. Lebih dari 800 pasien telah dirawat di sana sejak bulan Juni dan delapan di antaranya meninggal, semuanya anak-anak di bawah usia lima tahun. 

Kondisi kehidupan yang penuh sesak di kamp-kamp pengungsi memperburuk wabah mpox. Anak-anak dilaporkan sering bermain bersama dan tidur satu ranjang, sehingga mudah tertular. Kurangnya kebersihan dan sanitasi juga mempercepat penyebaran penyakit ini.

“Bahkan bisa dilihat di rumah-rumah, mereka tidur di ranjang yang sama. Anda bisa menemukan tiga, empat, lima anak. Setiap hari ada siarannya,” kata Dr. Ngadzol dikutip BBC pada Rabu 28 Agustus 2024. 

Warga di pengungsian berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa obat-obatan, sabun, dan perlengkapan dasar lainnya untuk melindungi mereka dari penularan. Pemerintah Kongo mengharapkan kedatangan vaksin dari Amerika dan Jepang untuk membantu mengendalikan epidemi tersebut. 

Namun vaksinasi hanyalah sebagian dari solusi. Dr. Ngadjole menekankan pentingnya meningkatkan kebersihan di tingkat rumah tangga dan komunitas untuk mengurangi penyebaran mpox. Warga juga berharap para pemimpin mereka dapat mengirimkan lebih banyak bantuan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.

“Tindakan (yang paling mudah) untuk diterapkan adalah dengan meningkatkan kebersihan. Jika kita meningkatkan kebersihan di tingkat rumah tangga, jika kita meningkatkan kebersihan di tingkat komunitas, maka akan lebih mudah untuk mengurangi risiko penularan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *