Semarang, Titik Kumpul – Potong rekaman keterangan dokter Aulia Risma, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi (PPDS) Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Jawa Tengah, yang diduga bunuh diri akibat penyiksaan.
Melalui surat yang dikirimkan kepada orang tuanya, Dokter Aulia mengungkap pelecehan yang diterimanya dari orang yang lebih tua di PPDS Undip.
Ia diyakini kerap disiksa bahkan dipukuli, akibatnya Dokter Aulia merasakan sakit di sekujur tubuhnya hingga lemas.
“Tiap bangun badan saya sakit, punggung saya sakit. # – Ayah harus bangun pelan-pelan, kalau tidak pelan-pelan saya tidak akan bisa bangun bapak,” kata dr. Oleh dengan suara keras. .
Kepada orang tuanya, Dokter Aulia pun mengaku orang dewasa tidak diperbolehkan membeli makanan dan minuman di kantin atau minimarket.
Larangan membeli makanan dan minuman di kantin memaksa Dokter Aulia meminta bantuan temannya. Karena itu, ia mengeluarkan banyak uang untuk membeli sebotol air minum.
“Saya sama sekali tidak boleh ke kantin atau minimarket bapak. Akhirnya saya minta bantuan CS (customer service), saya kasih 50 ribu,” imbuhnya.
Dokter Aulia harus melalui seluk beluk menjadi mahasiswa PPDS. Beberapa kali ia ingin pergi, namun tak berani karena harus membayar denda.
Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan baru-baru ini mengatakan jika ada siswa yang ingin membatalkan PPDS, tidak ada sanksi atau denda.
“Sial, sebenarnya di sini (PPDS Undip) programnya membingungkan. Saya tanya ke teman saya di UNS (Universitas Sebelas Maret) kalau tidak 24 jam gan. kata Risma.
Isi artikel ini tidak dimaksudkan untuk mendorong siapa pun melakukan hal serupa. Jika Anda menderita depresi hingga ingin bunuh diri, segera hubungi pihak yang dapat membantu Anda, seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan jiwa.