Viral Video Kiai Diduga Rayakan Momen Ulang Tahun Bersama Para Santriwati, Netizen: Gak Heran

VIVA – Merayakan ulang tahun merupakan hal yang lumrah dilakukan masyarakat pada umumnya. Namun, pendekatan ini biasanya tidak diterapkan pada ulama. Karena merayakan ulang tahun dalam Islam tidak diperbolehkan, maka undang-undang pun tidak memperbolehkan merayakannya.

Banyak ulama yang mengatakan bahwa merayakan ulang tahun dilarang dalam Islam, karena sesuai dengan tradisi Barat. Tak hanya itu, Rasulullah SAW pun tak merayakan ulang tahunnya. 

Juga dengan teman-teman lainnya. Karena bukan merupakan ibadah yang berasal dari ajaran Islam, maka tidak diperbolehkan merayakan hari ulang tahun. Berbeda dengan ulama lainnya, ulama dalam video viral di bawah ini memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda.

Hal itu terungkap beberapa hari lalu dalam unggahan video yang dibagikan akun Instagram @menggapai_jalanyanglurus yang memperlihatkan momen seorang pria berbaju paisy putih merayakan ulang tahunnya bersama siswi yang diajarnya.

“Kay Kalizah! Santri juga seru… Nawzabullah Min Zalik, jangan salah pilih pesantren kawan, pilihlah pesantren yang beretika salaf,” tulis unggahan Instagram di atas, Rabu, dikutip VIVA.co. id, 4 September 2024

Pria tersebut diduga berasal dari pesantren tak dikenal. Dalam video tersebut, Yu Kayai terlihat berada di sebuah ruangan yang dikelilingi oleh siswi.

Di dalam kamar Anda akan menemukan hiasan bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun’ dan hiasan balon yang menempel di dinding kamar. Meski tidak diberikan kue ulang tahun, namun ada beberapa siswi yang merayakan ulang tahun gurunya.

Terlihat siswi dan siswi lainnya menyanyikan Mabaruk Alfa Mubaruk-Shalawat karya Mohammad Hadi Isfaguf. Hingga tulisan ini dibuat, belum ada informasi di mana kejadian tersebut terjadi.

Reaksi orang-orang

Unggahan video momen seorang guru merayakan ulang tahunnya bersama siswinya pun sontak menjadi hits dan menuai reaksi dari warganet.

Makanya banyak banget yang nge-bully karena interaksinya jelek banget, tulis warganet.

“Bernyanyi bersama, menari bersama, makan bersama, makan bersama,” sahut yang lain.

“Tidak ada pola yang ada,” kata Bill.

Yang lain berkata: “Pantas saja banyak orang yang bilang ‘apa’ itu melakukan kekerasan terhadap siswinya.

“Pasti pesantren yang suka teriak-teriak Wahhabi,” sahut yang lain.

“Alhamdulillah kami tidak menyekolahkan anak kami ke pesantren,” tulis yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *