Warga Sleman Gelar Lomba Menembak Tikus

Sleman, VIVA –  Di Desa Sendangmulyo, sebuah desa di kawasan Kapanéwon Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, masyarakat mengadakan kegiatan tak biasa: lomba tembak tikus. Tujuan dari kegiatan ini sangat jelas, tentunya untuk mengendalikan populasi hama yang telah lama menjadi ancaman serius bagi tanaman padi yang seringkali menyebabkan gagal panen.

Dilansir Antara, Jumat, 13 September 2014, Kepala Desa Sendangmulyo, Budi Santosa mengatakan, luas areal persawahan di sawah ini sekitar 40 hektare. Tanaman padi di daerah seperti Bulak Klepu, Bulak Slarongan, Bulak Danten, dan Bulak Tiban kerap menjadi sasaran empuk akibat serangan tikus yang rakus.

Ketua KPU Sudarno mengatakan, aksi ini dilakukan sekitar delapan tahun lalu, dan dilanjutkan pada Sabtu pekan depan. katanya. Acara ini dimulai dari lapangan sepak bola di Tiban, Sendangmulyo, tepatnya pukul 19:30 WIB.

Sudarno menambahkan, ini bukan kali pertama ia menggelar pertandingan mematok biaya. Acara serupa dilanjutkan oleh berbagai tokoh penting seperti Camat Minggir, Kapolsek Minggir, dan beberapa pejabat lainnya pada acara pertama pekan lalu.

Dalam wawancara tersebut, Sudarno juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap besarnya populasi tikus di negaranya. “Ngomong-ngomong, Lurah Sendangmulyo suka menembak. Jadi ini kegiatan. Selain berburu, juga membasmi hama. Sepasang tikus bisa tumbuh hingga 80 ekor hanya dalam waktu tiga bulan,” ujarnya.

Untuk mendorong partisipasi, setiap peserta kompetisi akan dibayar Rp 4.000 untuk setiap mouse yang berhasil dikirimkan. Sebelum acara dimulai, seluruh peserta berkumpul di Kemah Tiban, Sendangmulyo, Minggir untuk melakukan persiapan bersama sebelum berburu tikus. “Pada kompetisi minggu terakhir, meski hanya memberikan hadiah berupa burung, namun ada sekitar 500 ekor tikus yang kami tembak,” tambah Sudarno.

Keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk memberantas hama tikus penyebab kerusakan pertanian setempat. “Kami mulai melakukannya dengan sangat baik,” kata Sudarno antusias.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *