Jakarta, VIVA – Energi merupakan sektor penting untuk segera mengurangi emisi karbon, karena diperkirakan akan menyumbang polusi gas rumah kaca (GRK) terbesar pada tahun 2030.
Di antara berbagai sumber produksi energi, pembangkit listrik merupakan penyumbang emisi karbon terbesar saat ini. Faktanya, sekitar 50 persen listrik yang dihasilkan di Indonesia berasal dari energi batu bara fosil.
Untuk mendukung program pemerintah Indonesia untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060 dan mendorong penggunaan energi terbarukan di sektor transportasi, Telkomsel dan PT Mobil Anak Bangsa Indonesia (MAB) telah menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan kendaraan listrik (EV). ekosistem.
Sebagai bagian dari kerja sama ini, Telkomsel akan menyediakan konektivitas yang andal, layanan inovatif dan solusi teknologi, termasuk Internet of Things (IoT) dan broadband, meningkatkan efisiensi operasional kendaraan listrik, serta perkebunan, pertambangan dan manufaktur serta otomotif, lingkungan hidup melalui menggunakan teknologi mobilitas ramah lingkungan.
“Ke depan, kami akan mengembangkan kerja sama dengan MAB untuk mempercepat perkembangan industri kendaraan listrik, misalnya dengan menyediakan solusi digital tinggi lainnya seperti konektivitas termasuk telematika dan hiburan, pemantauan status kendaraan dan titik pengisian daya langsung dari dashboard, ujar Vice President Regional Account Management Telkomsel, Nayoman Adiyasa
Sementara itu, Presiden MAB Kelik Irwantono mengakui kemitraan strategis ini merupakan langkah penting dalam mempercepat transformasi industri otomotif Indonesia menuju energi bersih dan berkelanjutan.
“Dengan dukungan solusi digital Telkomsel, kami yakin mampu menghadirkan kendaraan listrik kelas dunia yang tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung pertumbuhan perekonomian nasional,” jelasnya. Penandatanganan dilakukan pada 12 September 2024 saat Konferensi Kendaraan Listrik Periclindo 2024 di Nusa Dua, Bali.
