Kritik Lengkap Rocky Gerung Terhadap Program Naturalisasi Timnas Indonesia

JAKARTA, VIVA – Rocky Gerung mengkritik program naturalisasi pemain timnas Indonesia. Pada masa kepemimpinan Eric Thohir, PSSI aktif mencari pemain keturunan Indonesia untuk bergabung dengan skuad Garuda.

Kehadiran sederet pemain naturalisasi tersebut membawa dampak positif bagi timnas Indonesia. Tim asuhan Shin Tae-yong mencapai babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Jai Idges CS memainkan dua pertandingan. Akibatnya, favorit Piala Dunia Arab Saudi dan Australia terjebak. Para pecinta sepak bola tanah air sangat senang dengan perkembangan tim selama ini.

Rocky Gerung, akademisi yang belakangan ini kerap berbicara soal politik, jelas juga peduli dengan timnas Indonesia. Menurutnya, program naturalisasi ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap perasaan pendukungnya.

Rocky Gerung melalui channel YouTube-nya mengatakan, “Ada passion dalam sepak bola kita. Namun passion tersebut membuat kita batal atau lupa bahwa yang bermain di lapangan sebenarnya bukanlah grup yang kita idolakan.”

Katanya, “Karena yang sekarang disebut naturalisasi itu semacam penipuan terhadap sensibilitas. Kalau misalnya ada naturalisasi, berarti ada yang tidak sesuai dan tidak sesuai dengan prinsip patriotisme.”

Rocky mengatakan, program naturalisasi yang digagas PSSI bisa dibenarkan jika pembangunan dihentikan sejak dini. Namun, sepak bola sejatinya adalah soal kebanggaan bangsa, bukan naturalisasi.

“Memang permainan sepak bola bersifat global dan masyarakat bisa melihat keseruannya di lapangan, tapi kalau ada timnas dan diyakini timnas itu berasal dari unggulan kita dan karena belum ada unggulan, wajar saja. bersiaplah,” kata Rocky. .

“Ini juga menjadi semacam pembenaran untuk menutup pembibitan. Jadi kita harus akui, walaupun hanya kalah, kita berusaha mensukseskan melalui pembiakan, melalui kursus yang juga bisa didukung oleh sebagian besar atau sport science, ” tambahnya.

Oleh karena itu kita perlu menghidupkan kembali bahwa sepak bola adalah kebanggaan bangsa, bukan hasil naturalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *