Jakarta, VIVA – Penjualan mobil di Asia Tenggara pada Januari hingga Juli 2024 mengalami tren yang beragam. Ada negara yang mengalami resesi parah, ada juga yang sedang berkembang.
Di Indonesia, penjualan kendaraan mencapai 484.236 unit, turun 17,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 586.931 unit. Selain Indonesia, negara lain di kawasan ASEAN juga menunjukkan kinerja perdagangan yang baik.
Dari riset VIVA di laman ASEAN Automobile Federation, Selasa 17 September 2024, Thailand yang merupakan salah satu pasar mobil terbesar di kawasan ini mengalami penurunan harga yang cukup kuat, yakni 23,8% dari total penjualan. dari 354.065 pada periode Januari. hingga Juli 2024, turun dari 464.550 pada tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Thailand menghadapi tantangan yang lebih berat dibandingkan Indonesia untuk menjaga stabilitas penjualan di pasar mobil.
Sebaliknya, Filipina mencatat pertumbuhan penjualan yang positif, meningkat 10,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari Januari hingga Juli 2024, Filipina menjual 265,610 kendaraan, naik dari 239,501 pada periode yang sama tahun 2023.
Hal ini menunjukkan bahwa pasar otomotif Filipina masih memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di tengah pelemahan ekonomi regional.
Vietnam mencatat sedikit peningkatan sebesar 1,1% dan mencapai 163.801 penjualan pada periode yang sama. Peningkatan ini memang kecil, namun menunjukkan ketahanan pasar mobil Vietnam dalam menghadapi kondisi perekonomian yang sulit.
Secara keseluruhan, penjualan mobil di kawasan ASEAN pada tahun 2024 akan lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Banyak negara, seperti Indonesia dan Thailand, mengalami penurunan yang signifikan, sementara negara-negara seperti Filipina dan Vietnam masih mampu mencatatkan pertumbuhan, meskipun dengan laju yang lebih lambat.
Tantangan utama industri otomotif ASEAN adalah daya beli masyarakat yang terkendala oleh inflasi dan ketidakpastian perekonomian global.
