Seorang Bobotoh Diduga Diintimidasi Ofisial Persib, VPC Ambil Sikap Tegas

BANDUNG, Wiwa – Kelompok suporter Viking Persib Club (VPC) mengambil sikap tegas atas insiden dugaan ancaman terhadap Bobotoh yang dilakukan petinggi Persib Bandung di ruang ganti.

Peristiwa itu terjadi usai laga Persib Bandung melawan Port FC pada AFC Champions League 2 di Stadion C Jalak Harupati Kabupaten Bandung pada Kamis 15 September 2024.

VPC mengaku telah menemukan bukti atau indikasi adanya ancaman dan kekerasan memang terjadi terhadap salah satu anggota Bobotoh. VPC akhirnya mengeluarkan posisi tiga poin.

Pertama, Klub Viking Persib berada di samping korban dan mendukung serta siap memantau penyelesaian yang tepat bagi korban.

Kedua, mengutuk ancaman dan/atau kekerasan yang terjadi. Kemudian menuntut PT Persib Bandung Bermartabat menindak pihak-pihak yang diduga terlibat dalam kejadian tersebut, tulis VPC dalam pemberitahuan resminya.

Kritik dan otokritik harus dianggap sebagai dinamika normal dalam hubungan antara klub, pemain, dan suporter. Apalagi dalam konteks Persib, dinamisme seperti itu sudah menjadi tradisi yang menjaga kobaran api suasana sepak bola di Bandung dan Jawa Barat tetap hidup dan dinamis.

Selama tidak ada pelanggaran dalam dinamika ini (dalam sepak bola, apalagi dalam konteks hukum positif), cara-cara yang bersifat intimidasi, apalagi kekerasan, harus dihindari.

Sementara itu, Presiden Klub Viking Persib, Tobias Ginnjar mengaku belum bisa menjelaskan lebih jauh mengenai kejadian tersebut. Namun, dari hasil wawancara dengan korban terungkap adanya dugaan ancaman dan kekerasan.

Tobias mengatakan, “Peristiwa versi lengkap, sebaiknya langsung dari korban adalah kesaksian. Namun secara umum berdasarkan hasil wawancara, korban mengatakan ada dugaan ancaman dan tindakan kekerasan.”

Tobias berharap PT Persib Bandung Bermartabat cepat tanggap atas kejadian tersebut. Pasalnya, kejadian ini banyak dibicarakan Bobotoh di media sosial.

“Kita perlu segera memberikan pernyataan. Menurut saya, yang diperlukan adalah investigasi internal yang transparan, bukan investigasi internal yang rahasia. Artinya, jika ternyata benar, pelakunya harus diberikan sanksi yang proporsional,” ujarnya. “

Tobias berkata, “Jangan memendamnya dalam dirimu. Jangan memendamnya. Setiap orang harus punya keberanian untuk mengambil tanggung jawab atas tindakannya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *