NTB dan NTT Tuan Rumah PON 2028, Menpora Tegaskan Komitmen Kontribusi dari APBD

Medan, VIVA – Provinsi Nusantara Tenggara Barat (NTB) bersama Nusantara Tenggara Timur (NTT) akan menjadi tuan rumah XXII. Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. Di masing-masing daerah tersebut, persiapan sudah dilakukan sejak awal dengan membuat anggaran. 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotejo kepada wartawan, Jumat, 20 September 2024 di Medan, mengatakan, “Untuk saat ini, sebagai tuan rumah PON, daerah ingin mengamankan anggaran dan mempersiapkan diri saat itu juga.”

Ditto mengumumkan, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan KONI pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, dan NTT serta pemangku kepentingan terkait. 

Ditto mengatakan, jika mempersiapkan segala sesuatunya tidak serius, maka maksimalkan. Jika tidak, maka pemerintah pusat akan mengambil tanggung jawab dengan mengeluarkan pedoman atau melakukan penilaian terhadap penerimanya.

“Jika komitmen APBD untuk berkontribusi dalam persiapan PON tidak bisa kita penuhi, saya sarankan, pemerintah pusat bisa menarik persiapannya dari awal,” tegas Ditto. 

Menurut Dito, sebaiknya pemerintah Indonesia mempersiapkan perencanaan anggaran terlebih dahulu sebelum mengeluarkan surat keputusan penetapan pemilik PON yang akan digelar pada 2028. 

“Sebelum kita mengambil keputusan menteri untuk memasukkan NTB dan NTT, saya akan menjelaskan bagaimana kita bisa mengambil APBD di NTB dan NTT dari ABPD tahun 2025-2028, dari APBD, kita juga bisa menghitung kemungkinan untuk berkontribusi dalam penyusunan. . . “Kami akan melakukannya,” jelas Dito.

Menurut Dito, selain menyiapkan anggaran, NTB dan NTT juga harus menyiapkan potensi para atlet binaan untuk mengikuti PON 2028 agar bisa meraih medali bagi tuan rumah.

“Saya juga sampaikan perlunya dilakukan kajian baru mengenai keberlanjutan olahraga yang sedang dibangun baik di NTB maupun NTT. Jangan sampai PON dibangun setelah tidak dipakai lagi atau sudah tidak ada pasarnya.” “Kami tidak menginginkan itu,” kata Dito.

Oleh karena itu, Dito mengatakan pihaknya mengedepankan konsep pemajuan PON dengan menjadikan olahraga prioritas wajib pada dua bidang tersebut. Meski demikian, hal tersebut tidak berarti menjadi beban bagi pemilik rumah di kemudian hari.

“Jadi akan ada proses mekanisme tambahan yang akan kami lakukan sebelum mengambil keputusan. Baru setelah itu di mana dan berapa bagian pemerintah pusatnya. Jadi sampai saat ini PON sebenarnya sudah ada.” “Saya sudah usulkan, kalau tidak kita coba ambil dari pemerintah pusat,” kata Dito.

Upacara penutupan PON

Ketua KONI Jenderal Marciano Norman menyerahkan bendera PON kepada Plt Gubernur NTB Hasanudin dan Plt Gubernur NTT Andrico Noto Sutanto. Bendera PON diserahkan secara simbolis kepada kedua provinsi selaku tuan rumah PON berikutnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *