Teknologi Ini Bisa Amankan Cadangan Beras

Jakarta, VIVA – Komentator politik Bambang Haryo Sukartona menyambut baik rencana pemerintah menanam 3 juta sawah.

Kendati demikian, ia menegaskan, memaksimalkan pengelolaan lahan pertanian yang ada merupakan prioritas yang lebih tinggi dibandingkan tekanan lahan.

Saat ini terdapat sekitar 70 juta hektar perkebunan kelapa sawit dan tanaman lainnya yang dibudidayakan di Indonesia. Dari total lahan budidaya, 10,2 juta hektar merupakan lahan penanaman padi.

“Biasanya setiap kali panen bisa dipanen delapan ton gabah dari satu hektar sawah. “Pada lahan sawah seluas 10,2 juta hektare mampu menghasilkan 81,4 juta ton gabah atau setara 56 juta ton beras,” ujarnya.

Sebanyak 56 juta ton beras ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan beras nasional yang ditetapkan hanya 35,3 juta ton pada tahun 2023, sehingga masih tersedia 20,7 juta ton beras atau stok.

“Ini baru panen. Di Indonesia seharusnya kita bisa mendapatkan dua atau tiga kali panen. Anggaplah dua kali panen adalah hal yang normal. Artinya kita bisa memproduksi 112 juta ton beras per tahun. Berdasarkan kebutuhan nasional sebesar 35,3 juta ton, maka “stok beras berjumlah 76,7 juta ton,” ujarnya.

Menurut Bambang, teknologi penyimpanan beras sebenarnya sudah ada dan memungkinkan beras disimpan selama lima tahun. Seperti yang sudah terjadi di lembaga logistik atau Bulag.

Menggunakan teknologi kokon atau kemasan yang terbuat dari bahan mirip plastik yang menyelubungi beras sehingga kualitas beras tetap terjaga dalam jangka waktu tertentu.

Penyimpanan kokon melibatkan penyimpanan beras dan biji-bijian dengan menjaga kadar karbon dioksida (CO2) pada tingkat tertentu dan meminimalkan kadar oksigen.

Dengan pengendalian CO2 dan oksigen yang minimal, hama tidak dapat hidup dan mengganggu atau menurunkan kualitas beras.

Penyimpanan kokon dinilai ramah lingkungan karena tidak lagi memerlukan pengolahan atau pemeliharaan secara kimia.

Jika penyimpanan normal memerlukan penyemprotan dan pengasapan bahan kimia sedangkan disimpan dalam tutup kokon plastik, perawatan ini tidak diperlukan lagi.

Selain itu, pemerintah harus memberikan dukungan, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) maupun infrastruktur dan peralatan produksi pertanian.

Mulai dari sistem irigasi reguler, penyediaan benih berkualitas, pupuk secukupnya, obat-obatan dan pengendalian hama, permodalan melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) serta pendampingan dan pengujian tanah untuk memastikan pH atau keasaman tanah memenuhi persyaratan. dunia pertanian sesuai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *