Titik Kumpul – Sabtu 21 September 2024 menjadi hari tragis bagi Karim Yulianto, ia kehilangan nyawanya setelah diserang Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatra), Raja hutan Andalusia.
Ia disebut diserang sekitar pukul 18.30 WIB di kebunnya di kawasan Gunung Ayam, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pemangko Kalibata Atas, Pekon Soka Marga, Kecamatan Suoh, Lamping Barat.
Kareem meninggal dengan sangat menyakitkan, setelah diserang harimau sumatera dan beberapa bagian tubuhnya dipotong.
Suva kaget dengan apa yang terjadi pada Kareem. Pasalnya di tahun 2024 ini, Karim bukanlah orang pertama yang jatuh hati pada anjing sumatera. Sebelumnya pada Februari lalu, Bhumi Sriwijaya sempat diguncang karena nasib serupa menimpa Gunnarasu dan Sehri.
Meninggalnya tiga warga Soh secara tragis menyedot banyak perhatian TNI AD. Militer Indonesia tidak bisa tinggal diam atas kejadian ini.
Pada Selasa 24 September 2025, Letkol Inf Rinto Wijaya bergegas menuju lokasi darurat bersama prajurit TNI.
Dalam keterangan tertulisnya kepada Titik Kumpul Militer, lulusan Akademi Militer ARUPADATU angkatan 2004 itu mengatakan kunjungannya ke Suva untuk meredam dan mengendalikan konflik antara manusia dan harimau sumatera.
Menurut Letkol Inf Rinto Wijaya, banyak upaya yang harus dilakukan TNI untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Pertama, TNI akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menangkap harimau sumatera yang menyerang warga desa, dan mengembalikan harimau tersebut ke habitatnya di alam liar, jauh dari aktivitas manusia.
“Harimau sumatera bukanlah musuh manusia, mereka adalah hewan berbahaya yang dilindungi di seluruh dunia. Harimau menyerang manusia karena habitatnya berkurang akibat aktivitas manusia seperti perburuan liar dan konversi hutan menjadi tanaman pangan.” mapan,” kata Letkol Inf Rinto Wijaya.
Sementara itu, TNI dan Satgas Gabungan telah memasang beberapa kandang perangkap dan kamera pengintai untuk menangkap harimau sumatera dalam keadaan hidup.
Kemudian kedepannya TNI dan Pokja Gabungan yaitu TNBBS akan melakukan penertiban terhadap petani yang menggarap lahan di hutan Taman Nasional.
Pengendalian jalur pergerakan harimau dan hutan akan dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan, kata Letkol Inf Rinto Wijaya.
Letkol Inf Rinto juga meminta masyarakat khususnya petani untuk pergi ke hutan dan ladang di sekitar TNBBS pada malam hari, terutama pada malam hari. Karena ada tiga kejadian buruk harimau dari sore hingga malam hari.
Dandem Lamping Barat mendatangi rumah mendiang Karim bersama istrinya, Letkol Inf Rantu Vijaya, mendatangi langsung keluarga korban untuk menyampaikan keprihatinan dan simpati yang sedalam-dalamnya. Untuk meringankan duka keluarga pasca kepergian almarhum, Letkol Inf Rinto Wijaya menawarkan santunan.
Baca: Jenderal Rudy Gantikan 9 Perwira Tinggi TNI di Kodam Papua, 6 Pangkat Jadi Kolonel