Jakarta, Titik Kumpul – Olahraga lari belakangan ini sedang banyak digandrungi masyarakat. Salah satu alasannya adalah lari merupakan olahraga yang paling mudah dan murah. Sedangkan untuk lari, banyak orang yang memilih lari pagi karena udaranya masih bersih dan belum pernah menjumpai polusi knalpot mobil.
Ngomong-ngomong soal lari pagi, bolehkah kita langsung lari setelah bangun tidur? Dr. Thirtz membicarakan hal ini.
Ia menjelaskan, jika ingin lari pagi, perhatikan waktu tidur malamnya. Katanya Usahakan tidur jam 10 yuk simak artikel selengkapnya di bawah ini.
“Jadi yang penting tidur itu bukan hanya durasi tidurnya saja, tapi kualitas tidurnya. Jadi, misalnya kita lari pagi, pastikan kita tidur minimal jam 10.00 dan jangan berhenti begitu saja. tidur untuk lari tiba-tiba, tetap harus PWO, (makan sebelum olahraga) kami bertemu dengan awak media di Jakarta Pusat, Rabu 25 September 2024.
Di sisi lain, soal lari pagi, Dr. Tirtha mengatakan, ada kesenjangan antara bangun dan berlari. Jarak antara bangun dan berlari adalah 45 menit. Sebab jika memilih langsung lari setelah bangun tidur, risiko pemadaman listrik sangat tinggi.
“Peregangan dinamis, baru bisa lari. Jadi istirahatnya hampir 45 menit, jadi kalau kita bangun pagi, maka jam 5.00 kita bisa lari, atau jam 5.00 kita bisa lari sebentar. mau jogging Jam 4, kita harus bangun jam setengah 4. Jujur saja kita sering pingsan karena asupan cairan yang sedikit, kita tidak terjaga 100%. , dan kami tidak punya makanan PWO,” katanya.
Sedangkan jika tidak ada jeda waktu 45 menit antara bangun tidur dan berlari. Dr. Tirta mengatakan akan terjadi kecelakaan seperti cedera.
“Kalau istirahatnya 15-20 menit, berisiko cedera, karena badan belum panas, dalam keadaan tidur ya, ngantuk. Depresinya banyak , hanya saja larinya mudah, mudah banget Jadi detak jantungnya di zona 1, berarti kalau langsung tidur olahraganya masih aman” Tapi kalau di zona 2, zona 3 dan lari jarak jauh. ini memerlukan PWO, jika tidak maka berisiko terluka di pinggir jalan,” ujarnya.
Sekadar informasi, zona detak jantung adalah cara mudah untuk melihat dan mengatur intensitas upaya Anda di tempat kerja.
Personalisasi zona detak jantung Anda menentukan tahapan untuk meningkatkan efektivitas latihan Anda dari waktu ke waktu.
Hindari latihan berlebihan selama masa pemulihan, lakukan latihan ketahanan yang lebih baik, dan kenali dengan cepat kapan waktunya untuk meningkatkan kecepatan latihan gairah.
Zona 1 (pemanasan): 50-60? Maksimal jam
Berolahraga di Zona 1 terasa seperti olahraga santai, tempo lambat, dan pernapasan berirama.
Latihan ini meningkatkan kemampuan jantung Anda untuk memompa darah dan kemampuan otot Anda untuk menggunakan oksigen. Power walk adalah jenis latihan zona 1 yang umum.
Area 2 (mudah): 60-70? Maksimal jam
Berlatihlah di zona 2 dengan kecepatan yang nyaman, saat Anda bernapas dengan berat namun masih bisa melakukan percakapan. Latihan ini sangat bagus untuk pemulihan dan latihan kardiovaskular dasar. Lari sederhana biasanya disertakan dalam empat 2 tes.
Zona 3 (aerobik): 70-80?ri maks jam
Latihan zona 3 dilakukan dengan kecepatan sedang, di mana percakapan menjadi lebih sulit. Latihan ini memperkuat paru-paru dan jantung Anda untuk daya tahan yang lebih baik. Lari termasuk dalam latihan zona 3.
Zona 4 (batas): 80-90?ri maks jam
Di zona 4, Anda bergerak cepat, hampir tidak nyaman dengan napas berat. Latihan ini meningkatkan kapasitas anaerobik dan ambang laktat. Sprint termasuk dalam pelatihan Zona 4.
Zona 5 (maksimum): 90-100?ri maks jam
Pada saat Anda mencapai zona 5, Anda sering kali berada pada kecepatan lari yang sulit dipertahankan seiring berjalannya waktu. Pernapasan menjadi pendek. Pelatihan zona 5 membangun kekuatan dan daya tahan anaerobik dan otot.