Mual dan Muntah Pasca Marathon? Dokter Tirta Ungkap Penyebabnya

JAKARTA, VIVA – Dengan semakin banyaknya event dan komunitas yang bermunculan, lari menjadi salah satu tren terhangat dan berkembang pesat di Indonesia. Setidaknya setahun sekali, berbagai acara olahraga lari, mulai dari marathon hingga fun run, bermunculan dan masyarakat semakin tertarik untuk berpartisipasi.

Tren ini tidak hanya mencerminkan meningkatnya minat terhadap kesehatan dan kebugaran. Namun hal ini juga menunjukkan bagaimana lari telah menjadi bagian penting dari gaya hidup perkotaan saat ini.

Bicara soal marathon atau fun run, kita tetap memerlukan persiapan yang matang. Sebab jika tidak, kejadian tidak menyenangkan bisa saja terjadi. Cedera atau serangan serius dapat menyebabkan masalah seperti pingsan. Bukannya sehat dan bahagia, Anda malah menghadapi masalah kesehatan.

Beberapa waktu lalu sempat viral salah satu peserta maraton mengalami muntah-muntah hebat usai menyelesaikan lari maraton. Lalu apa yang membuat pelari maraton muntah setelah lari?

Dr Tarta menjelaskan, kasus pelari yang muntah usai lari maraton disebabkan oleh kembung. Kembung atau perut kembung terjadi ketika lambung atau saluran pencernaan terisi udara atau gas. 

Gejala kembung antara lain rasa kenyang, tertarik, atau kembung. Malah perut Anda akan terasa nyeri, keras dan sering buang angin. Pembengkakan yang terjadi disebabkan karena peserta mengalami dehidrasi berat.

“Mengambang, karena dehidrasi parah. Dehidrasi parah, sehingga timbul kondisi yang disebut hiponatremia. Salah satu efek sampingnya adalah muntah-muntah, semua refluks lambung,” ujarnya saat dicek VIVA.co saat berkumpul di Central. Wilayah Jakarta, Rabu 25 September 2024. 

Ketika seseorang mengalami muntah parah setelah lari maraton, sebaiknya segera duduk dan melakukan rehidrasi.

“Iya, segera rehidrasi. Jadi duduk, rehidrasi, berikan semua elektrolitnya. Rehidrasi artinya masih boleh makan, intinya ganti elektrolit yang hilang.”

Dr. Tarta menjelaskan, orang yang lari maraton dan mengalami muntah-muntah akan mengalami kehilangan elektrolit dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk segera menghidrasi tubuh. Selain itu, orang yang muntah setelah lari maraton mengalami peningkatan detak jantung. 

“Orang yang muntah itu karena elektrolitnya habis dan detak jantungnya terlalu tinggi. Jadi otot inti, otot perut, refluksnya semua karena namanya simpatik, bukankah ada namanya yang disebut Flag and Fighting Response.” Orang mengira ini adalah “darurat”. Jadi pencernaannya terhenti, semua materinya keluar,” ujarnya. 

Bicara soal lari, baru-baru ini retailer fashion kesehatan dan kecantikan Guardian mengadakan Guardian Run 2024 pada Minggu, 22 September 2024 di Lapangan Timor Gilora Bang Karno, Jakarta. Acara yang dihadiri 6.000 peserta ini merupakan bagian dari rangkaian HUT Wali Indonesia ke-34.

Melia Asmita Natawedjaja, Head of Finance Guardian Indonesia, mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini kami tidak hanya merayakan 34 tahun perjalanan kami, tetapi juga menginspirasi lebih banyak orang untuk hidup sehat dan melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Guardian Can dengan brand tersebut. Kegiatan ini juga menjadi salah satu contoh komitmen pihaknya dalam membantu masyarakat menjalani gaya hidup berkualitas dan tetap bugar. Tak hanya sekedar berlari, ia juga menawarkan pengalaman lebih dengan fasilitas khusus yang ada di Avantgarde Lounge, seperti penataan rambut, riasan mata, sport massage, skin check-up, nail art, dan dispenser tabir surya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *