Bandung, Titik Kumpul – Pemuda PERSIS yang terdiri dari HIMA PERSIS, HIMI PERSIS, IPP dan IPPi. Agenda Konferensi Internasional Organization of Islamic Students Union (ICPS) di Auditorium Museum Sri Baduga Kota Bandung.
Acara Road to ICPS ini dihadiri lebih dari 200 tamu undangan yang terdiri dari santri berbagai pesantren, mahasiswa dan santri diaspora lainnya.
Jalan menuju kegiatan ICPS juga diperkuat dengan penampilan kelompok Angklung dari Pondok Pesantren Persis 31 Banjaran sebagai pembuka. Mari kita lanjutkan menelusuri artikel lengkapnya di bawah ini.
“Agenda ICPS merupakan agenda yang diinisiasi oleh pemuda PERSIS, dan harapan dari agenda ini adalah agar pemuda PERSIS khususnya mahasiswa lebih sadar akan isu-isu global, sehingga dalam agenda ICPS sendiri mengusung tema Connect, Collaborate, for a Sustainable Global masa depan. Berkontribusi,” kata Fakhrizal Luqman, direktur eksekutif Konferensi Internasional Himpunan Mahasiswa Islam.
“Jadi dengan tema ini, besar harapannya agar pemuda PERSIS mampu berkontribusi dan mengamankan muatan internasional melalui agenda ini,” jelas Fakhrizal.
“Hari ini kita mempunyai tanggung jawab tidak hanya untuk mengetahui permasalahan bangsa, namun juga founding father kita, M. Moh Natsir, di mana beliau tidak hanya mengumumkan resolusi bersama untuk kembalinya Indonesia ke negara bersatu,” tambah Fakhrizal.
Namun beliau merupakan sosok yang banyak menyuarakan isu-isu global, termasuk menulis dan menyoroti kolonialisme Israel di Palestina, kolonialisme Perancis di Maroko dan berbagai isu global lainnya, tambahnya.
Selain Fakhrizal, Fardiansya, Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Islam, juga menyampaikan pandangannya terhadap agenda ICPS dalam pidatonya.
“Dengan adanya agenda ICPS ini bisa menjadi ajang diskusi, pertukaran ide dan pemikiran dari dan oleh pemuda PERSIS,” kata Ferdiansyah.
Dalam agenda ini Prof. Atip Latipulhayat selaku Wakil Ketua Umum PP PERSIS juga menyampaikan bahwa sudah saatnya generasi muda PERSIS berkontribusi dan memastikan atribusi internasional.
Secara historis, tokoh PERSIS seperti M Natsir adalah contoh intelektual yang peka terhadap isu nasional dan agitasi terhadap isu internasional.
“Oleh karena itu sudah sepantasnya generasi muda PERSIS mengikuti isu-isu global bahkan ikut serta dalam mengutarakan isu-isu global tersebut, maka sudah sepantasnya kita meneladani para pendahulu PERSIS,” Prof. Cacat.
Bapak juga mengikuti acara menuju jalur Konferensi Internasional Himpunan Mahasiswa Islam. Muhsin Syihab, Pakar Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Luar Negeri RI, juga menjadi pembicara utama.
“Di era ini, sejak berakhirnya Perang Dingin, persaingan geopolitik semakin kuat, dengan dua kubu utama yang terdiri dari Amerika Serikat dan sekutunya, Uni Eropa dan Jepang, serta sekutunya termasuk Tiongkok, Rusia, dan Iran. “Selain dua kubu tersebut, ada pihak ketiga di kalangan negara berkembang,” kata Muhsin Syihab.
“Pemuda dan organisasi pemuda mempunyai peran di tengah meningkatnya persaingan geopolitik. Termasuk memerangi ekstremisme dan menjadi panutan dalam meraih keuntungan geopolitik serta turut serta mengartikulasikan isu perdamaian dunia, tambah Muhsin Syihab.
Awal pelaksanaan agenda Konferensi Internasional Kesatuan Mahasiswa Islam yang akan dilaksanakan di Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat pada tanggal 9 – 10 November 2024 merupakan perjalanan menuju Agenda Konferensi Internasional Kesatuan Mahasiswa Islam.