VIVA – Pemerintah akan segera memberlakukan pembatasan bahan bakar bersubsidi seperti Pertality dan Solar. Mengingat penggunaannya selama ini belum sesuai target, maka dinilai membebani negara. Oleh karena itu, penggunaan Pertality untuk meringankan beban negara mungkin terbatas karena subsidi yang tidak tepat sasaran. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini sedang mengupayakan kebijakan tersebut. Badan Koordinasi Maritim dan Investasi sebelumnya menyebutkan pembatasan BBM bersubsidi direncanakan pada September 2024, namun nyatanya kebijakan baru tersebut ditunda dan belum ditentukan hingga saat ini. Sebelum menerapkan pembatasan terhadap pengguna Pertalite atau Solar, Pertamina mengimbau masyarakat mendaftarkan kendaraannya untuk mendapatkan kode QR sebagai syarat mendapatkan BBM bersubsidi. Selain itu, setiap kendaraan memiliki kuota maksimal, sama seperti kendaraan yang terdaftar. Artinya, ketika kuota sudah habis, maka BBM bersubsidi tidak otomatis diisi ulang di SPBU. Di tengah kabar pembatasan BBM bersubsidi, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bertemu dengan General Manager Pertamina. Namun belum diketahui apa yang dibicarakan keduanya dalam pertemuan tersebut. “Saya bertemu dengan Ibu Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, di kantor Kementerian ESDM. Kami membahas langkah-langkah penguatan ketahanan energi nasional untuk menjaga stabilitas perekonomian dan pembangunan berkelanjutan,” tulis Bahlil dalam postingan Instagram-nya. petikan, Jumat 4 Oktober 2024. Selain rencana pembatasan, ada rencana pemerintah sejak tahun lalu untuk mengganti Pertalite (RON 90) dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, dimana Pertamax Green 92 dinilai menjadi kandidat terkuat penggantinya. General Manager Pertamina Nicke Widyawati mengatakan subsidi BBM akan ditingkatkan dari 90 RON menjadi 92 RON, karena angka oktan minimal yang boleh dijual adalah 91 sesuai aturan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Dia mengatakan, substitusi BBM bersubsidi sedang dipertimbangkan. Selain mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakunya, juga lebih ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas buang dengan kandungan oktannya yang lebih tinggi.
Related Posts
Bos Beras Billy Prediksi Anies Naik Kelas, Pemudik Arah Jakarta Marah
- admin
- Mei 7, 2024
- 0
VIVA – Beberapa artikel di saluran berita VIVA menarik perhatian pembaca dan termasuk terpopuler pada Jumat 29 September 2022. Salah satunya tentang usulan jalan tol […]
Nilmaizar Bidik 2 Pemain Asing untuk Posisi Belakang dan Tengah PSMS Medan
- admin
- Juli 31, 2024
- 0
MEDAAN – Pelatih kepala PSMS Medan Nilmizer menargetkan dua pemain asing untuk memperkuat skuad Kinantan Chicken untuk musim 2024/25 di kompetisi Liga 2 Indonesia. Nilamajjar […]
Manfaat Penggunaan Karpet Lantai dan Wallpaper Dinding pada Rumah Maupun Kantor
- admin
- September 9, 2024
- 0
VIVA – Karpet dan kertas dinding kini menjadi barang dekoratif terpopuler di rumah dan kantor. Selain menambah keindahan, keduanya mempunyai fungsi berguna yang bisa membuat […]