Viral Ceramah Guru Ungkap Pacaran di Usia Remaja Pilihan Buruk, Rusak Mental dan Ganggu Pendidikan

JAKARTA, Titik Kumpul – Masa sekolah merupakan masa dimana anak beranjak dewasa dan belajar tentang suatu mata pelajaran serta cara bersosialisasi dengan orang lain. Seringkali, percintaan terjadi di sekolah, membuat siswa tertarik satu sama lain dan mulai berkencan di usia muda.

Faktanya, berkencan tidak selalu menyenangkan bagi semua orang. Tak jarang, anak sekolah harus menghadapi konflik antar pasangan saat mereka masih bertanggung jawab atas pendidikannya di sekolah. Akibatnya, subjek penelitian menjadi bingung karena terkena masalah cinta atau serangan jantung.

Menurut seorang guru bernama Hj di SMKN 1 Dawuan, Subang, Jawa Barat. R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom, kondisi mental anak yang tidak putus sekolah justru lebih sehat dibandingkan yang sudah mengenal cinta.

“Anak-anak yang secara sadar memutuskan untuk tidak pacaran di usia sekolah, itu sehat mentalnya. Begini guys. Teman-temanmu yang wajar pacaran hanya mengeluh, hanya saling berpelukan (gaduh). Betul? Kesehatan mentalmu sehat. Sehat, Nak, karena kamulah pengalih perhatian yang selalu aku pikirkan.” Ada banyak hal. Itu masalahnya, buang-buang waktu,” kata Ibu Hj.R. Eris Garini, S.Pd., M.I.Kom, video TikTok @officialsmkn1dawuan, Senin 14 Oktober 2024.

Ketika anak-anak sekolah yang tidak bersekolah memilih untuk fokus hanya pada pendidikan, mereka akan lebih mudah menyerap ilmu pelajaran karena tidak ada gangguan lain. Anak-anak ini juga dapat meningkatkan keterampilannya sendiri tanpa memikirkan hal-hal dengan temannya.

Apalagi saat ini gaya pacaran anak muda sangat dekat, mereka suka membicarakan segala hal tentang kehidupan dan meminta pendapat tentang keputusan yang ingin diambil. Faktanya, anak-anak harus belajar mengambil keputusan sendiri untuk masa depannya pada masa remaja.

“Kamu kembangkan karakter yang baik, sifat mandiri, karena tidak benar meminta nasihat pacarmu seolah-olah kamu bosnya. Untuk mandiri dalam mengambil keputusan, oke, bagiku itu tidak masalah. Itu sesuai dengan kebutuhanku. Itu bagus. skill untuk masa depan saya,” jelasnya.

Belum lagi anak-anak yang akhirnya melamar untuk menikah di usia muda. Beberapa orang merasa tidak ingin segera mengonfirmasi hubungannya dengan pacarnya agar bisa bertemu satu sama lain setiap hari.

Memang rumah lebih dari sekedar perasaan cinta. Lalu banyak cobaan, mulai dari perumahan, pengasuhan anak, hingga keuangan yang berantakan. Ini akan menjadi pukulan bagi semua orang yang memimpikan pernikahan karena cinta. 

“Tubuh fisikmu, tubuh mentalmu, tubuh emosionalmu belum siap untuk menjalankan rumah tangga. Apakah menurutmu cinta cukup untuk sebuah rumah tangga? Tidak. Cinta tidak selalu menyelesaikan semua masalahmu. Sebaliknya, kamu ingin menikah di usia muda.” umur , Menurutmu apakah menikah dengan cinta setiap hari itu mudah?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *