Pasukan Elite IRGC Iran Terguncang Hebat Pasca Kematian Jenderal Abbas

Titik Kumpul – Hampir sebulan setelah meninggalnya Brigjen Abbas Nilforoushan akibat serangan udara Israel di Dahieh, Beirut, Lebanon, pada 27 September 2024. Tentu saja kematiannya menjadi pukulan telak bagi unit-unit di puncak kejayaan Islam. Revolusi di Iran. Korps Pengawal (IRGC).

Kematian Nilforoushan mempunyai implikasi luas bagi IRGC, termasuk banyak proksinya seperti Hizbullah, Houthi dan Hamas. Hal tersebut diungkapkan Benny Sabti, pakar militer dan peneliti Institute of National Security Studies (INSS).

Menurut hari Sabtu, kematian Nilforoushan mengguncang seluruh struktur IRGC untuk pertama kalinya. 

Menurutnya, meninggalnya Nilforoushan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan saat Mayjen Qassem Soleimani terbunuh pada tahun 2020. Tak terkecuali dari segi peralatan dan keuangan operasi.

Pasalnya Sabti, Nilforoushan merupakan komandan operasi IRGC yang sangat mengetahui seluk beluk operasi yang dilakukan.

“Orang ini adalah kepala operasi Garda Revolusi, dan dia memiliki banyak tugas, peralatan, dan anggaran,” kata Sabti, seperti dikutip Titik Kumpul Military dari The Jerusalem Post.

Sabti juga mengatakan bahwa tangan Nilforoushan bisa saja dialihkan dengan uang dan senjata ke Hizbullah, Houthi, dan Hamas. Semua pergerakan ini dilaporkan oleh Sabti berasal dari Suriah.

“Orang ini bertanggung jawab atas segala hal tentang kami, menyetujui anggaran dan mentransfer senjata ke Suriah dan Lebanon,” lanjut Sabti.

“Untuk mengetahui segala aktivitas Hizbullah dan organisasi teroris lainnya yang mengutamakan hubungan Suriah,” ujarnya.

Sabti juga mengungkapkan bahwa Nilforoushan bukanlah sosok sakti yang muncul secara ajaib. Saat revolusi terjadi di Iran, Nilforoushan yang masih berusia 14 tahun bahkan ikut serta dalam perang Iran-Irak pada tahun 1982.

“Dia termasuk salah satu ekstremis. Dia berusia 14 tahun ketika revolusi terjadi di Iran, dan pada usia itu dia ikut serta dalam perang Iran-Irak,” lanjut Sabti.

“Seseorang yang berpengetahuan dan berpengalaman sangat penting di Iran, seperti Soleimani, seseorang yang tahu bagaimana mengatur operasi dengan tiga telepon yang bahkan tiga puluh orang lainnya tidak dapat mengaturnya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *