Mahasiswa Pecinta Alam Jadi Pahlawan di Desa Terpencil

Wonogiri, Titik Kumpul – Sahabat pecinta alam KMP Giri Bahama Universitas Muhammadiyah Solo, Joko Sulistyo menjelajahi 13 gua untuk mencari sumber mata air.

Kegiatan tersebut dilakukan Yoko dengan menjelajahi 13 gua untuk membantu masyarakat Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, dan Jawa Tengah dalam mendapatkan air bersih. Kegigihannya mengantarkan Joko mendapat pengakuan dari SATU Indonesia Environment Award pada tahun 2013.

Dalam pengumumannya, Yoko mengatakan, selama ini warga hanya mengandalkan satu sumber air, yang debit airnya tidak terlalu tinggi. Sehingga banyak warga yang terpaksa mencari sumber alternatif jauh dari desa.

Untuk mencari sumber air, warga harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk mendapatkan 10 hingga 20 liter air, kata Joko dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.

Saat musim kemarau tiba, lanjutnya, warga Kabupaten Wonogiri dan Gunung Kidul harus membeli air ke Kota Yogyakarta untuk kebutuhan sehari-hari. Tak kurang dari 544 kepala keluarga atau 2.350 jiwa merasakan situasi ini di Desa Pukong.

“Tidak perlu mandi hanya sekali sehari,” kata Yoko.

Setelah memasuki 13 gua, Yoko akhirnya menemukan sumber mata air baru di salah satu gua. Ibukotanya bernama Gua Suruh.

“Di gua Soro saya menemukan ada sungai di dalamnya. Ini satu-satunya gua yang ada airnya,” ujarnya.

Joko kemudian meminta warga bergotong royong mengalihkan air dari Gua Suruh ke pemukiman warga. Namun kemudian ia menemui kendala karena tidak ada penghuni Gua Soro yang berani masuk.

Joko kemudian mengajak Ashari, Kepala Desa Pukong, untuk melihat langsung air yang ada di dalam gua tersebut. Usai berfoto, mereka memberi tahu warga desa tentang lokasi sumber air. Akhirnya warga mau bergotong royong untuk bergerak bersama.

Warga menyumbangkan tenaga, aparat desa mencari dana dari APBD, Jocko dan kawan-kawan dari Bahama menyumbangkan ilmu, pikiran dan waktu untuk mewujudkan proyek tersebut, dan dapat dikumpulkan donatur.

Kini air tersebut bisa dialirkan ke menara air yang ditempatkan di atas bukit hingga mengalir ke Desa Pucung. Hasilnya, masyarakat dapat mengambil air dari tangki penyimpanan di sekitar desa kapan saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *