Keluar dari Zona Nyaman, Joko Anwar Bakal Angkat Isu Kekerasan Remaja di Film Terbaru

Jakarta, Titik Kumpul – Sutradara Joko Anwar mengumumkan filmnya yang ke-11, babak baru dalam karir filmnya. Setelah film sukses tahun ini Siksa Kubur dan Pengabdi Setan, Pengabdi Setan 2 Komunisme dan Perempuan Tana Jahanam meraih Piala Citra untuk film terbaik tahun 2020, dan Joko Anwar ditunjuk sebagai sutradara. ahli dalam membuat film. Bahkan mampu menciptakan genre lain yang akan tayang pada tahun 2025.

Keluar dari zona nyamannya di film horor, Joko Anwar kini mengambil langkah baru berkolaborasi dengan studio Hollywood Amazon MGM Studios dalam Pengepungan di Bukit Duri (Siege of Thorn Heights) yang akan tayang di bioskop pada tahun 2025. Film action thriller ini menjadi film non-horor pertama karya Jok Anwar sejak terakhir kali dirilis Gundal (2019) enam tahun lalu. Gulir untuk semua detailnya!

“Di film saya yang ke-11 ini saya ingin memulai dari awal, tentang topik-topik yang sangat penting dan relevan bagi masyarakat Indonesia,” kata Joko Anwar dalam jumpa pers yang digelar di Episentrum XXI di Jakarta, 21 Oktober 2024.

Naskah film Pengepungan Bukit Duri selesai dibuat pada tahun 2007. Namun Joko Anwar harus menunggu 17 tahun untuk merealisasikan naskah film yang ditulisnya. Menurut Jock Anwar, cerita film ini harus dikemas sebaik mungkin agar bisa menembus hati penontonnya.

Isu kekerasan yang diangkat Joko Anwar dalam film terbarunya berkembang mengikuti perubahan zaman selama 17 tahun terakhir. Film ini juga akan bersetting pada tahun 2027, menggambarkan kondisi remaja yang kacau balau di masa depan.

“Kenapa dibuat naskahnya? Film ini butuh kedewasaan. Aku menunggu selama 17 tahun setelah mengasah naskahnya dan sekarang aku sudah cukup dewasa untuk membuat film ini. Setelah menontonnya, aku ingin penonton mendapatkan sesuatu yang seru dari cerita, plotnya.” , dll. Tapi ada yang lebih penting,” ujarnya. – dia menjelaskan.

Pengepungan Bukit Duri berlatar tahun 2027, pada masa Indonesia yang tidak stabil. Ini menunjukkan keadaan masyarakat di ambang kehancuran, dengan adanya diskriminasi dan kebencian rasial. Di tengah semua itu datanglah Edwin (Morgan Oi), seorang guru di SMA DURI, sebuah sekolah untuk siswa berkebutuhan khusus. Ketika situasi semakin buruk, Edwin berjuang untuk bertahan hidup karena sekolah yang dia ajar tiba-tiba menjadi perjuangan hidup dan mati.

Film kerjasama dengan perusahaan produksi “Come and See the Pictures” ini menandai pertama kalinya studio Hollywood Amazon MGM Studios akan menghadirkan film teatrikal dengan perusahaan produksi di Asia Tenggara. Studio MGM Amazon terkenal dengan film-film legendaris seperti Challenger, Twice the Flare, American Fantasy, dan Air.

Film tersebut juga menjadi kolaborasi pertama Joko Anwar dengan aktor berbakat Morgan Ooi. Selain Morgan, The Siege of Bukit Dury juga dibintangi oleh Omara Esteglal, Hana Pitrashata Malasan, Andy Arfian, Fatih Unruh, Satin Zaneta, Deva Dayana, Florian Rutters, Faris Fajar Munggaran, Sandy Pradana, Farandika, Farandika. Khan, Sheila Kusnadi, Millo Taslim, Bima Azriel. Film Pengepungan Bukit Duri akan tayang di bioskop Indonesia pada tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *