JAKARTA, Titik Kumpul – Banyak produsen mobil kini mulai memproduksi mobil listrik secara lokal untuk memenuhi Persyaratan Komponen Lokal (TKDN) yang ditetapkan pemerintah.
Sedangkan mobil listrik mana pun yang memenuhi TKDN 40 persen bisa mendapatkan subsidi dari pemerintah yang kemudian diteruskan ke konsumen.
Tak hanya menguntungkan konsumen, subsidi ini juga bisa menguntungkan produsen karena bisa mendorong penjualan kendaraan.
Namun, salah satu pemasok mobil listrik terkemuka di Indonesia, BMW (Bairise Motorenwerke), tercatat belum memiliki perakitan lokal mobil listriknya di Indonesia.
Ingat, pabrikan otomotif asal Jerman ini telah memperkenalkan berbagai mobil listrik di pasar Indonesia, seperti iX, i7, i5, i5 Touring, i5 M60 xDrive, i4, iX1 dan lainnya.
Manajer Penjualan BMW Group Indonesia Arifin Makaminan mengungkapkan alasan tidak menempatkan produk elektrifikasinya.
“Karena kami melihat investasi (elektrifikasi) itu tidak mudah. Kita harus mempelajari undang-undang yang ada, kita tidak mau memberikan jaminan tapi tidak akan terlaksana dengan baik.” .
“Semuanya kita lakukan dengan rencana yang detail. Kita tidak ingin ada kesalahan, kita ingin mengikuti apa yang diatur pemerintah,” imbuhnya.
Menurutnya, investasi BMW di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, kurang dari 80 persen kendaraan diproduksi secara lokal atau dirobohkan seluruhnya (CKD).
“Investasi kami di Indonesia sangat besar. Kami melihat Indonesia sebagai pasar yang penting. Makanya 80% mobil kami adalah CKD Indonesia. Banyak hal yang penting tapi butuh waktu untuk mempelajarinya (lokalisasi elektrifikasi),” ujarnya.
Sekadar informasi, harga mobil listrik BMW di Indonesia berkisar antara Rp 1,3 miliar hingga Rp 3,3 miliar.