Titik Kumpul – Usai menjadi sasaran ratusan pesawat tempur Israel, Iran terus mengancam rencana membalas rezim Zionis Benjamin Netanyahu.
Sejumlah sarana dan prasarana militer Iran dirusak pada Sabtu, 26 Oktober 2024 oleh sedikitnya 100 jet tempur, termasuk pesawat siluman Lockheed Martin F-35 Lightning II.
Tak hanya itu, mereka mengklaim empat tentara Iran tewas dalam serangan tersebut saat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menarik diri dari wilayah Irak.
Sekalipun hal itu menimbulkan kemarahan, Iran menyebut serangan Israel tidak lebih dari sekedar omong kosong. Hal itu diungkapkan mantan penasihat pemimpin Revolusi Islam Iran, Ali Akbar Velayati.
Menurut Velayat, Israel adalah negara yang memiliki keinginan besar untuk berperang. Namun Velayat menilai sikap tersebut justru membangkitkan semangat perlawanan anti-Israel di seluruh Timur Tengah.
“Sebagai entitas yang suka berperang, rezim ini berpotensi mengobarkan semangat juang di kawasan Asia Barat yang bergejolak,” kata Velayat.
“(Israel) telah menciptakan percikan yang akan membakar suasana regional,” ujarnya, menurut Titik Kumpul Military, kantor berita Mehr.
Velayati bersikukuh bahwa Iran bukanlah pihak yang memulai perang. Gelombang serangan Iran terhadap Israel pada bulan April dan Oktober 2024 merupakan respons atas pembunuhan perwira militer Iran.
Oleh karena itu, penasihat Ayatollah Ali Khamenei meyakinkan bahwa Israel akan menderita akibat yang sangat serius yang tidak pernah mereka bayangkan.
“Kami tidak pernah melupakan perang. Seperti yang telah dibuktikan oleh sejarah,” kata Velayat.
“Namun, kami akan menghadapi tindakan agresif sedemikian rupa sehingga penyerang mana pun akan menyesali perbuatannya,” katanya.