Mencetak Pemimpin Masa Depan Lewat Kegiatan Simulasi Sidang PBB

Jakarta, Titik Kumpul: Di dunia yang terus berubah dengan cepat, keterampilan diplomasi sangat penting untuk menghadapi tantangan, baik saat ini maupun di masa depan. Sangat mudah untuk melupakan pentingnya diplomasi, apalagi ketika generasi sekarang menyaksikan betapa kekuasaan absolut dan kekerasan cenderung menjadi bentuk respons dan respons terhadap konflik.

Sejalan dengan hal tersebut, HighScope Indonesia bertujuan untuk menghasilkan pemimpin masa depan yang memiliki keterampilan hidup dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk berhasil dalam berbagai pengalaman pembelajaran (event) abad 21 seperti HighScope Model United Nations (HSMUN). Kegiatan ini memberikan wadah bagi peserta untuk mengembangkan keterampilan dan minat mereka, mempelajari cara kerja PBB dalam kaitannya dengan isu-isu dunia terkini.

Selama 2 (dua) hari HSMUN berlangsung, para peserta yang terdiri dari siswa kelas 9 SMP dan SMA, terlibat dalam peningkatan berbagai keterampilan penting seperti public speaking, berdebat, menulis, bernegosiasi, melakukan penelitian, memecahkan masalah, membangun konsensus, berkompromi. dan bekerja sama. Dengan pengalaman tersebut, mereka tidak hanya memahami pentingnya diplomasi, namun juga siap menghadapi tantangan global di masa depan.

HighScope Model United Nations (HSMUN) yang merupakan pionir kegiatan simulasi Majelis PBB untuk pendidikan menengah kembali membuka pintu bagi 256 siswa dari 59 sekolah di DKI Jakarta, Bogor, Tangsel, Bekasi, Bandung, dan Makassar. Peserta diajak untuk mulai dari awal meningkatkan pemahamannya mengenai diplomasi, isu-isu global dan kemampuan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan global global.

Generasi berikutnya harus memikul tanggung jawab kepemimpinan dan mengambil keputusan penting di tengah situasi yang kompleks ini, sehingga keterampilan seperti ini sangatlah penting. Diplomasi hampir tidak pernah berhasil, sampai akhirnya berhasil. Ketika musuh memutuskan untuk berdamai, ketika orang tenggelam mereka akhirnya belajar berenang Tubagus Farrel, Sekretaris Jenderal HighScope Model PBB 2024, demikian keterangan tertulisnya, Jumat, 1 November 2024.

“Acara ini dibuat sebagai forum pelatihan akademik. “Namun, kami berharap dengan kompleksitas permasalahan yang dapat dipelajari dari perundingan antar negara, kami dapat memfasilitasi perdebatan yang substantif, inklusif dan penuh kasih,” tambahnya.

Acara ini dimulai pada tanggal 25 Oktober 2024 dengan pertemuan teknis yang dihadiri oleh seluruh peserta, dan beberapa pembicara tamu hadir untuk berbagi wawasan berharga. Salah satunya adalah Biondi Sanda Sima, Konsultan Digital Pemerintah Bank Dunia yang berbagi kesannya terhadap acara tahun ini. “Baru kali ini saya mengikuti acara model PBB tingkat SMA. Sekitar satu dekade lalu, saya mengikuti MUN, saat saya masih kuliah,” ujarnya.

“Melihat generasi muda sudah sangat sadar akan isu-isu global dan sangat ingin bertemu dengan orang-orang baru, membangun kepentingan bersama dan meningkatkan keterampilan negosiasi mereka. Sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat di tempat lain. “Saya sangat bangga dengan seluruh mahasiswa yang terlibat, atas bantuan dan pengelolaan acaranya,” imbuhnya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, technical meeting ini juga dilengkapi dengan MUN 101, untuk membekali peserta dengan berbagai aturan dan tata cara acara. Rangkaian acara berlanjut pada tanggal 30-31 Oktober 2024, diawali dengan upacara pembukaan bersama narasumber lainnya, menambah semarak suasana HighScope Model United Nations. Salah satunya adalah Pak. Caka Alverdi Awal, Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang menekankan bahwa pemahaman mendalam terhadap berbagai isu global memegang peranan penting dalam diplomasi, khususnya dalam pengambilan keputusan. .

“Negosiasi sangat penting; memahami kepentingan kita dan memajukannya melalui dialog yang efektif sangatlah penting. Terutama ketika menghadapi isu-isu internasional, sangat penting untuk menciptakan kesadaran dengan melibatkan berbagai sumber seperti media dan literatur. “Membaca tidak hanya akan memperluas wawasan Anda, tetapi juga memperdalam pemahaman Anda terhadap topik-topik yang kompleks,” ujarnya.

Dalam sidang komisi, setiap peserta atau delegasi akan mempunyai kesempatan untuk menjelaskan posisi negaranya terhadap permasalahan yang dibahas, mempertahankan argumen dan hak negaranya serta berusaha mendapatkan dukungan negara lain terhadap resolusi yang dirumuskan. Acara HSMUN diakhiri dengan acara penutupan yang meliputi penyerahan penghargaan Delegasi Terbaik, Penghargaan Kehormatan, Delegasi Luar Biasa, Pos Terbaik, Penghargaan Lisan dan Instruksi Terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *