Hidup –
Bahan bakar bersubsidi seperti perlit dan solar akan dialihkan ke BLT
Dalam waktu dekat, pemerintah akan mengeluarkan larangan bahan bakar bersubsidi seperti perlite dan solar. Karena belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya, maka dinilai akan menjadi tanggung jawab negara. Sebelum larangan bensin dan solar berlaku, Pertamina mengimbau masyarakat mendaftarkan kendaraannya untuk mendapatkan kode QR sebagai syarat pengisian bahan bakar dengan tarif bersubsidi.
Sama halnya dengan mobil terdaftar, setiap kendaraan memiliki kuota maksimal. Jadi begitu kuota tercapai, otomatis tidak bisa mengisi bahan bakar bersubsidi di SPBU.
Oleh karena itu, penggunaan perlite akan dibatasi, namun hingga saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum mengumumkan aturan baru mengenai hal tersebut, bahkan setelah presiden baru menjabat.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahdalia menyampaikan pendapatnya. Ia mengatakan, kebijakan tersebut akan diumumkan jika habis masa berlakunya, sesuai arahan orang nomor satu di Republik Indonesia tersebut.
Yang penting rencana matang. Keputusan itu tidak mencerminkan keputusan yang tepat, kata Bahlil seperti dikutip wartawan, Sabtu, 2 November 2024. Berikan itu.”
Namun, sebelum diresmikan, Bahlil membocorkan bahwa pemerintah punya opsi lain untuk mengubah BBM bersubsidi menjadi BLT (Bantuan Langsung Tunai).
Opsi A bisa langsung ke BLT, nanti kita pikirkan, opsinya banyak, tapi belum ada keputusan, kata Ketua Kelompok Khusus Perundingan Subsidi itu.
Artinya, jika skema BLT diterapkan, kelompok masyarakat penerima atau berhak memanfaatkan perlite kemungkinan besar akan diseleksi lebih ketat berdasarkan kondisi ekonominya.
Selain pembatasan tersebut, pemerintah kabarnya akan meluncurkan bahan bakar baru melalui Pertamina yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Pertlite, namun dengan harga lebih murah dibandingkan Pertmax Ron 92 yang sudah ada.
Salah satu kandidat kuat bahan bakar baru yang rendah sulfur adalah Pertamax Green 92 yang setara dengan Pertamax beroktan tinggi atau biasa, hanya saja bahan bakar tersebut mengandung campuran sari tebu seperti Green 95.