Jakarta, Titik Kumpul – Dunia hiburan yang penuh dengan kemewahan dan sorotan membuat hidup sebagai selebritis menjadi dambaan banyak orang. Namun ada fenomena di kalangan selebritis yang menimbulkan kelebihan dan kekurangan, yaitu “star syndrome”, yaitu perasaan superioritas akibat ketenaran. Hal itu terlihat saat Cinta Laura, aktris sekaligus penyanyi cerdas yang terkenal dengan prinsipnya, mengutarakan pandangannya terhadap perilaku berlebihan sejumlah artis yang menggunakan asisten pribadi.
Dalam wawancara di acara For Your Morning (FYP), Cinta mengungkapkan pandangannya tentang “sindrom bintang” yang dilihatnya di kalangan artis Tanah Air. Saat ditanya apakah ia pernah mengalami sindrom ini, Cinta menjawab, “Tidak, dan saya sangat bersyukur dia tidak mengalaminya.” Respons tegas tersebut hanyalah awal dari perspektif lebih dalam yang kemudian ia ungkapkan, yang langsung menyita perhatian publik.
Dalam wawancaranya, Cinta mengaku kerap melihat publik figur di Indonesia tampil dengan jumlah asisten yang banyak. Bahkan ada yang membawa hingga tujuh asisten untuk tugas-tugas kecil seperti membawa tas, memakai sepatu, atau sekadar membantu hal-hal sederhana. “Kadang-kadang saya sering melihat publik figur di negara kita, kalau ke suatu acara bisa membawa 7 orang asisten. Yang satu pegang tas, yang satu pakai sepatu, yang satu pegang apa saja,” kata Cinta.
Bagi Love, memiliki asisten dalam jumlah besar untuk tugas-tugas minim sepertinya berlebihan. Ia pun sedih melihat beberapa artis tersebut merasa “hampir seperti Tuhan” dengan sikap eksklusif seperti itu. Bagi Cinta, popularitas dan kesuksesan tidak boleh membuat siapa pun merasa lebih unggul dari orang lain. Sebaliknya, ia percaya bahwa hidup harus diisi dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, terlepas dari seberapa besar pencapaian yang telah dicapai seseorang.
Pernyataan cinta Laura pun langsung memicu perdebatan di media sosial. Beberapa warganet pun sependapat dengan Cinta dan menilai mendatangkan banyak asisten hanya untuk hal kecil merupakan contoh gaya hidup berlebihan. Mereka menilainya kurang peka terhadap kondisi masyarakat yang masih banyak yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun ada juga netizen yang mengutarakan pandangan lain. Mereka mengklaim, memiliki banyak caregiver justru membuka lapangan kerja dan memberi penghasilan bagi orang lain. “Benarkah membuka lapangan kerja? Mengurangi pengangguran karena mau membagi harta,” komentar salah satu warganet. Bagi grup ini, tidak ada masalah jika selebritis memiliki banyak asisten, asalkan mereka membayarnya. asisten secara memadai dan memberi mereka kesempatan untuk bekerja.
Di tengah perdebatan sengit antara gaya hidup mewah dan penciptaan lapangan kerja, Cinta Laura menawarkan sudut pandang berbeda. Meski telah meraih banyak kesuksesan di industri hiburan, ia merasa dirinya hanyalah “entitas kecil di dunia ini”. Sikap rendah hati ini menunjukkan kesadaran Cinta akan pentingnya menjaga kesederhanaan, sekaligus mengingatkannya bahwa kesuksesan dan popularitas bukanlah alasan untuk merasa lebih unggul dari orang lain.
Bagi Cinta, popularitas harus dibarengi dengan tanggung jawab sosial dan sikap rendah hati. Ia percaya meskipun banyak hal yang kita capai, proses belajar dan berkembang tidak pernah berhenti. Dengan pernyataan tersebut Cinta ingin menunjukkan bahwa kesuksesan besar tidak harus dibarengi dengan gaya hidup mewah. Memang kesederhanaan merupakan salah satu bentuk pemberdayaan yang patut menjadi teladan, khususnya bagi generasi muda yang mengidolakan selebritis.
Cinta Laura melalui sudut pandangnya yang unik mengajarkan kita pentingnya kerendahan hati di tengah kesuksesan. Di dunia yang semakin materialistis, sikap cinta menjadi angin segar yang mengajak kita memandang kesuksesan secara berbeda. Bagi Cinta, menjadi populer bukanlah alasan untuk merasa superior. Ia terus menekankan pentingnya kesadaran untuk terus belajar dan mengembangkan diri, meski banyak hal yang telah ia capai dalam hidupnya.
Bagi Cinta, sindrom bintang merupakan jebakan yang bisa membuat Anda kehilangan makna hidup jika tidak dibarengi dengan kesadaran akan tanggung jawab sosial. Ia ingin menunjukkan bahwa kesuksesan tidak harus ditunjukkan dengan pengikut yang berlebihan atau kemewahan, namun melalui hasil yang memberikan dampak positif bagi banyak orang.