JAKARTA, Titik Kumpul – Inspiratif Tirta Mandira Hudhi atau akrab disapa Dokter Tirta memastikan penggunaan botol polikarbonat tidak berbahaya. Hal itu dilakukannya setelah menyadari bahaya bisphenol A (BPA) pada polikarbonat atau galon sekali pakai.
Tarta menjelaskan, BPA merupakan salah satu plasticizer yang telah digunakan selama puluhan tahun, tidak hanya dalam galon tetapi dalam berbagai kemasan makanan. BPOM juga telah menetapkan batasan transfer makanan untuk BPA, yaitu 0,06 miligram jika terkontaminasi. Scroll ke bawah untuk selengkapnya, yuk!
Artinya kalau masih di bawah ambang batas BPOM berarti aman, ujarnya di Instagram @Dr.Tirta, Rabu 6 November 2024 selesai
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadja Muda (UGM) ini menjelaskan, tak berbeda dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) yang batasan BPOMnya 0,05 miligram. Lanjutnya, dalam beberapa penelitian yang dipublikasikan, dilaporkan kandungan BPA masih di bawah batas aman yang ditetapkan.
Penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak menemukan adanya perpindahan BPA dari galon ke air minum. Penelitian ini membuktikan bahwa air minum dari galon sekali pakai masih aman.
Ia menjelaskan, BPA bisa berbahaya jika masuk ke dalam tubuh jika terlampaui. Secara matematis, seseorang harus minum 10.000 liter air karena BPA berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Karena dikaitkan dengan limit yang tetap. Jadi sangat aman (jika digunakan di bawah limit),” ujarnya.
Lanjutnya, BPA tidak akan terlepas dari kemasan makanan jika suhunya di atas 70 derajat. Artinya, lanjutnya, benda berbahan plastik tidak akan berubah menjadi makanan atau minuman jika tidak terkena panas.
Pakar Polimer ITB, Prof. Ahmad Zainal Abidin menjelaskan, plastik berbahan dasar BPA dapat terlepas ke dalam air yang terkandung dalam kemasannya pada suhu di atas 70 derajat Celcius. Namun, lanjutnya, tubuh manusia memiliki sistem untuk menghilangkan partikel BPA yang masuk ke dalam tubuh melalui urin, keringat, dan lain-lain.
Oleh karena itu, paparan BPA pada tubuh yang sehat tidak mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, ujarnya.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Harmawan Saputra memastikan keamanan air minum dari galon sekali pakai. Ia memastikan galon tersebut sudah berstandar SNI dan telah melewati banyak penelitian dan uji pangan.
“Kalau semua produk sudah berstandar SNI, terutama kemasannya, itu tandanya toleransi terhadap pencemaran tidak berbahaya,” tutupnya.