JAKARTA, VIWA – Bekam dikenal sebagai salah satu metode penyembuhan tradisional yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Namun apa yang terjadi pada tubuh saat seseorang menjalani terapi bekam?
Dr Zaidul Akbar, pengkhotbah dan herbalis, menjelaskan proses yang terjadi ketika tubuh kita menerima pengobatan tersebut dengan bantuan analogi yang indah dan mendalam. seperti apa? Gulir penjelasannya, yuk!
Dr Zaidul Akbar mengawali penjelasannya dengan memberi contoh agar lebih mudah dipahami. Ia mengibaratkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan. Di depan gedung itu ada kain yang terbakar dan ada asap yang mengepul darinya. Dalam hal ini, petugas pemadam kebakaran tidak datang hanya karena sedikitnya asap yang keluar dari kain. Hal ini menunjukkan bahwa luka kecil atau iritasi ringan saja tidak cukup untuk memicu respon kuat dari sistem imun tubuh.
“Apakah menurut Anda jika kain di depan pintu terbakar, pemadam kebakaran akan datang? Tidak, karena dia sangat kecil. Tapi kalau kita teriakkan ada teroris atau ancaman besar, maka seluruh pasukan, termasuk Tim Anti Terorisme, akan segera datang,” kata Dr Zaidul Akbar. Dikutip dr Zaidul Akbar pada Rabu 6 November 2024.
Contoh ini membawa kita pada poin utama: sebuah cangkir. Dijelaskan Zeidul, bekam adalah suatu proses dimana permukaan kulit menjadi parut (irisan kecil) dan keluar darah kotor. Cedera kecil ini memicu reaksi dalam tubuh yang mengirimkan sinyal ke otak, seperti peringatan akan bahaya yang memerlukan perhatian.
“Cedera kecil ini mengirimkan sinyal ke pusat otak kita untuk segera melemahkan pertahanan terbaik tubuh kita,” ujarnya.
Saat darah dipompa, tubuh merespons dengan memobilisasi sel kekebalan dan pertahanan lainnya untuk memperbaiki area yang rusak. Reaksi ini tidak terbatas pada area penyumbatan saja, namun mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Hal ini membuat terapi bekam dapat direproduksi dan diperbaiki dalam skala besar.
Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya untuk memicu pelepasan kekuatan kekebalan, yang hanya berperan dalam kasus-kasus ekstrem seperti penyakit autoimun atau infeksi parah.
“Pembatasan dapat menyebabkan pelepasan sistem kekebalan tubuh yang kuat yang hanya aktif ketika menghadapi penyakit serius seperti HIV/AIDS,” katanya.
Dengan kata lain, prosedur bekam membantu memobilisasi sumber daya tubuh yang paling kuat untuk menjaga kesehatan. Zaidul Akbar menegaskan, efektivitas bekam tidak diukur dari banyaknya darah yang diambil. Yang lebih penting adalah cedera kecil yang memberi sinyal pada otak untuk mengaktifkan respon imun tubuh.
“Saat ablasi, yang dicari bukan jumlah darah yang keluar, tapi sinyal yang dikirimkan cedera ke otak,” jelasnya.
Sinyal ini merangsang otak untuk mengeluarkan sel imun terbaik yang berperan dalam melindungi dan memperbaiki sel-sel tubuh. Proses ini membantu membersihkan darah dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Selain merangsang sistem kekebalan tubuh, campak juga berperan sebagai mesin cuci alami.
“Bekam itu mirip dengan hemodialisis. Proses ini membantu membersihkan darah dari racun dan zat berbahaya lainnya. “Darah yang dikeluarkan mengandung racun dan produk metabolisme yang jika dibiarkan dapat membahayakan tubuh,” jelasnya.
Bekam bukan sekadar metode pengobatan alternatif. Menurut dr Zaidul Akbar, terapi ini memiliki mekanisme kerja yang merangsang sistem kekebalan tubuh dan memurnikan darah, mirip dengan cuci darah. Meskipun campak hanya menyebabkan luka kecil pada kulit, penyakit ini dapat merangsang respon imun yang kuat, membantu tubuh melawan penyakit dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dengan pemahaman yang lebih baik, semakin banyak orang yang tertarik untuk mencoba terapi ini dan mengandalkannya sebagai bagian dari gaya hidup sehat mereka.