Belanda, Titik Kumpul – Di Indonesia, diperkirakan ada 4 juta orang mengidap autisme. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami kondisi ini sehingga banyak orang tua yang belum mengetahui bagaimana cara menunjukkan perilaku autis pada anaknya. Yang lebih miris lagi, stigma autisme di Indonesia masih negatif, dan banyak ditemukan orang tua yang menyembunyikan autisme dari anaknya. Memanfaatkan kondisi tersebut, dalam kepedulian terhadap penyandang autis, empat orang perempuan yakni Christiania Alvinia, Ratih Hadiwinoto, Herlina Halim, Jessica Christina mendirikan kelompok organisasi bernama Friends of Autism. Organisasi yang didirikan oleh Alvinia yang kini menjadi pendiri dan CEO Ratih ini terus aktif melakukan edukasi kepada orang tua dan masyarakat tentang autisme.
“Sahabat Autisme merupakan komunitas yang didirikan pada tahun 2017. Saat itu, komunitas ini didirikan karena kita sepakat bahwa kata autisme sering digunakan sebagai perundungan atau pelecehan. Sedangkan menurut saya autisme adalah suatu kondisi yang tidak main-main,” katanya pada Ratih. Oleh karena itu, Sahabat Autisme rutin melakukan program penyadaran untuk mendorong masyarakat agar berhenti menggunakan kata autisme sebagai lelucon. Misi utama Friends of Autism juga untuk mematahkan anggapan bahwa anak autis tidak bisa menerima dan memahami informasi melalui lembaga tertentu. Teman Autis aktif memberikan layanan melalui media sosial, edukasi, dan seminar serta penambang internet. Aktivitas mereka kerap dibagikan melalui akun Instagram @temanautis. Tujuan kami adalah membantu orang tua dan masyarakat memahami autisme. Kenali tanda-tanda autisme dan cara membantu menunjang kesehatan fisik anak autis melalui pola pengasuhan yang tepat. Sehingga menciptakan lingkungan inklusif bagi anak autis untuk berkembang sesuai potensinya. “Kegiatan terbaru dari Sahabat Autisme adalah kami mengadakan kegiatan rutin dengan mengundang para pakar untuk berbincang dengan orang tua dan melakukan webinar. Kami selalu berbagi informasi kepada para orang tua dari para ahli agar mereka dapat belajar langsung dari narasumbernya,” ujar Herlina Halim yang berbicara kepada Titik Kumpul Kamis lalu. Autism Friendship yang dikelola Herlin juga menawarkan tes Autism Quotient (AQ) yang membantu orang tua mengidentifikasi tanda-tanda autisme pada anak sejak dini. Menurutnya, AQ penting bagi anak untuk diberikan perhatian tepat waktu. Teman Autism juga menyediakan sumber informasi yang komprehensif di website Temanautis.com dengan 100 mitra yang menangani anak-anak yang didiagnosis autisme, seperti klinik, terapis, sekolah inklusif, dan komunitas berkelanjutan. Layanan konsultasi dan informasi mengenai fasilitas ini disediakan sepenuhnya gratis, disediakan oleh Sahabat Autis. “Yang dibutuhkan berupa diskusi Whatsapp Group tentang topik-topik yang dibutuhkan orang tua, kami juga mengadakan webinar melalui Zoom agar orang tua dapat menerima materi dan konsultasi. Semua member WAG gratis atau investasi kecil untuk masyarakat,” jelas Herlina. . Menurut Herlina, Sahabat Autis merupakan wadah edukasi yang mudah diikuti oleh orang tua dan anak. Memiliki Teman Autis meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap autisme yang bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu kondisi yang memerlukan pertolongan dan bimbingan khusus. Berkat perjuangan para sahabat autis yang kini dipimpin oleh Alvinia, Ratih, Herlina dan Jessica, berdampak pada orang tua dan masyarakat yang belum mewaspadai autisme. Tim peraih Astra Terpadu Spirit for (SATU) Indonesia Danau Tahun 2022 ini terus berkiprah “Bersatu, Berkarya, Lanjutkan” dalam Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia. “Kami berharap Sahabat Autisme dapat membantu calon orang tua di luar sana yang memiliki anak autis melalui agenda dan karya yang kami lakukan,” tutupnya.