Membangun Tol Langit dari Sabang sampai Merauke

Jakarta, Titik Kumpul – Skyllveien dimaksudkan sebagai gambaran koneksi sinyal internet gratis di langit Indonesia tanpa hambatan apa pun.

Dengan kata lain, jalan tol tersebut akan menghubungkan seluruh wilayah Indonesia secara merata. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2023, terdapat tiga kendala utama bagi Penyedia Jasa Internet (ISP) di Indonesia.

Ketiganya adalah keterbatasan infrastruktur yang hanya menjangkau sekitar 70 persen wilayah dengan tantangan besar di daerah terpencil, keterbatasan pendanaan, dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Hal ini menghalangi ISP untuk memenuhi permintaan koneksi Internet yang cepat dan stabil yang terus meningkat, terutama di tengah upaya digitalisasi yang semakin pesat di Indonesia.

Sementara itu, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan pada tahun 2022, teknologi diperkirakan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen hingga 6,2 persen, dengan kontribusi ekonomi digital diperkirakan mencapai 20,7 persen terhadap produk domestik bruto. . PDB).

Untuk itu, PT Asianet Media Teknologi memperkenalkan Unifiber, produk fiber to the home (FTTH) berbasis teknologi serat optik, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konektivitas digital.

“Jaringan FTTH dari Unifiber tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan,” kata Presiden Asianet Prakash Ranjalkar di Jakarta pada Kamis, 7 November 2024.

Seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut, Indonesia perlu membangun infrastruktur digital yang mampu beradaptasi dengan cepat.

Ia percaya bahwa fleksibilitas dan ketahanan jaringan yang unggul akan memungkinkan Asianet menjadi bagian integral dari jawaban terhadap tantangan digital yang dihadapi Indonesia.

Asianet mendukung visi pemerintah melalui inisiatif Indonesia Digital 2045, dimana pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur yang mendukung internet gigabit, memperkuat keterampilan digital dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Prakash memandang kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi elemen penting untuk memastikan berkembangnya ekosistem digital inklusif yang memperkuat daya saing global.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan internet cepat di Indonesia untuk mendukung aktivitas sehari-hari seperti bekerja dari rumah, streaming, dan mengakses layanan cloud, Penyedia Layanan Internet (ISP) menghadapi beberapa tantangan yang signifikan.

Saat ini, Asianet mengoperasikan jaringan broadband luas yang mencakup lebih dari 30.000 kilometer dengan lebih dari 1,5 juta gateway di 36 kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Sleman, Surabaya, Denpasar, dan Medan.

Jaringan Unifiber FTTH diklaim terbukti memberikan solusi konektivitas yang terjangkau dan terukur, terutama di wilayah dengan kepadatan penduduk rendah, yang seringkali terpinggirkan dalam pembangunan infrastruktur digital.

Selain itu, Asianet juga menawarkan fasilitas Network Operation Center (NOC) untuk memenuhi tantangan kebutuhan akses digital. NOC memungkinkan pemantauan jaringan secara real-time.

Dengan teknologi terkini, NOC tidak hanya memantau kinerja jaringan, namun juga memastikan deteksi cepat terhadap potensi masalah, sehingga mengurangi waktu pemulihan dan mencegah pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Fasilitas ini dikelola oleh tim ahli yang siap merespons insiden dengan cepat dan efisien, menjaga kualitas akses data dan komunikasi dengan pelanggan tetap optimal.

“Kami berkomitmen mendukung pemerintah dalam misi transformasi digital menuju Indonesia Emas. Dengan inovasi dan jaringan kelas dunia, kami fokus pada pemberdayaan ISP untuk meningkatkan akses digital secara keseluruhan,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *