Titik Kumpul – Pada tahun 2001, Joko Sulistyo, salah satu tim KMP Giri Bahama, seorang pecinta alam yang bergabung dengan Fakultas Geografi Universitas Mohamadiya Solo, memulai petualangan luar biasa menjelajahi gua-gua yang tersebar di Kecamatan Eromoko.
Saat dicari, Joko menemukan ada 13 lubang di area tersebut. Salah satu gua yang menarik perhatiannya adalah Gua Suruh, tempat ia menemukan sebuah sungai. “Gua Suruh merupakan satu-satunya gua yang memiliki sumber air,” ujarnya, berdasarkan e-book SATU Indonesia.
Setelah mengetahui ada sungai di dalam gua, Joko membayangkan sungai itu akan memunculkan air ke permukaan. Air yang keluar dari gua dipercaya dapat menjadi sumber air tambahan yang dibutuhkan masyarakat setempat.
Namun, tantangan terbesar Joko adalah menemukan cara untuk mewujudkan ide tersebut. Langkah pertamanya adalah memberi tahu penduduk desa bahwa dia telah ditemukan. Sayangnya sebagian besar warga takut dan tidak berani memasuki Gua Suruh.
Situasi ini semakin mendesak karena setiap musim kemarau, ribuan warga wilayah Wonogiri dan Gunung Kidul terpaksa membeli air ke Kota Ogyakarta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jatuh ke air bukanlah hal yang bisa dilakukan setiap hari dan kejadian tersebut dirasakan oleh 544 ibu rumah tangga dari 2.350 penduduk yang tinggal di Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Provinsi Wonogiri, Jawa Tengah.
Joko menyadari kendala terbesar dalam usahanya adalah kondisi alam di sekitar gua. “Tujuannya kita menjaga biota dan ekosistem gua agar tidak terganggu,” kata pria berusia 31 tahun itu.
Dia dan timnya bekerja sangat keras, dan setelah banyak kerja keras dan usaha, mereka berhasil memompa air keluar dari gua dan membawanya ke permukaan. Sistem ini memungkinkan air mengalir hingga mencapai permukaan air di puncak bukit.
Setelah berhasil mengeluarkan airnya, hasilnya mulai terlihat. Air yang sebelumnya dialihkan kini mengalir ke Desa Pucung, memberikan peluang yang sangat dibutuhkan masyarakat. Penduduk desa sekarang dapat mengambil air kapanpun dibutuhkan dari tangki di sekitar desa.
Keberhasilan Joko dalam proyek ini tidak hanya memecahkan masalah kelangkaan air tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat pedesaan yang berjuang untuk mendapatkan sumber air bersih dan efisien. Atas prestasi tersebut, Joko dianugerahi SATU Indonesia Awards oleh PT Astra International.