Titik Kumpul – Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan atau KFA terancam terkena sanksi FIFA karena campur tangan pemerintah. KFA ditangguhkan dan timnas Korea Selatan kemungkinan tidak bisa bermain di Piala Dunia 2026.
Intervensi pemerintah Korea Selatan di KFA terjadi ketika Kementerian Olahraga Korea meminta hukuman terhadap presiden KFA Chung Mong Gyu.
Choi Hyun-joon, inspektur jenderal Kementerian Olahraga Korea, mengatakan bahwa Chung Mong-gyu melakukan serangkaian kesalahan berdasarkan pemeriksaan pemerintah.
Salah satunya, Chung Mong-gyu disebut melakukan tindak pidana saat menunjuk Jurgen Klinsmann dan Hong Myung-bo sebagai pelatih timnas Korea Selatan.
“Kami meninjau pemilihan pelatih KFA Jurgen Klinsmann dan Hong Myung Bo pada 29 Juli, pengampunan mendadak dan pemecatan pejabat sepak bola yang korup, serta proyek National Football Center,” kata Choi Hyun-joon. Oleh Korea Times
“Hasil audit terakhir telah mengkonfirmasi 27 kasus praktik bisnis ilegal dan tidak patut, yang memerlukan tindakan disipliner, koreksi, dan hukuman, dan kami perlu [KFA] mengambil langkah-langkah yang masuk akal untuk memperbaikinya,” lanjutnya.
Choi Hyun Joong juga meminta KFA segera mencopot Chung Mong Gyu sebagai presiden KFA dan mengangkat kembali pelatih timnas Korea.
“Kami menuntut tindakan disipliner yang tegas atau setidaknya penangguhan Presiden Chung Mong Gyu dan pejabat lain yang terlibat, meminta pertanggungjawaban mereka atas proses seleksi yang tidak tepat dan salah urus asosiasi pelatih klub.”
Terkait penunjukan Hong Myung-bo, kami sudah menginformasikan kepada KFA untuk membuat rencana memperbaiki kekurangan dalam prosesnya, termasuk kemungkinan menunjuk pelatih timnas dari awal, kata Choi Hyun-jung.
Menyusul penyelidikan terhadap KFA oleh Kementerian Olahraga Korea, FIFA memperingatkan KFA tentang kemungkinan sanksi jika mereka melanggar kewajiban mereka untuk bertindak independen tanpa campur tangan pemerintah.
Jika KFA mengikuti permintaan pemerintah untuk menghukum Chung Mong Gyu, FIFA akan melarang Korea Selatan bermain sepak bola internasional, yang berarti skorsing.
“Korea ini tidak akan mengikuti berbagai ajang di bawah payung FIFA, termasuk timnas Korea Selatan yang berpeluang besar mengikuti Piala Dunia 2026.
Masalah ini pernah terjadi pada PSSI pada tahun 2015. Kemudian FIFA menghentikan PSSI dengan campur tangan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Permasalahan tersebut bermula dari konflik internal yang melibatkan PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang saat itu dipimpin oleh Imam Nahravi.
Pada bulan April 2015, Kementerian Pemuda dan Olahraga mengeluarkan perintah untuk menghentikan aktivitas PSSI. Konflik tersebut dipicu oleh ketidakpuasan terhadap pengelolaan sepak bola nasional yang dilakukan PSSI, termasuk persoalan transparansi dan profesionalisme.
Kementerian Pemuda dan Olahraga kemudian membentuk Kelompok Transisi yang bertugas mengambil alih tanggung jawab PSSI, yang ditolak PSSI karena pemerintah ikut campur dalam urusan asosiasi sepak bola yang seharusnya independen.
FIFA, yang memiliki aturan ketat untuk tidak campur tangan dalam asosiasi sepak bola nasional, akhirnya melakukan intervensi. Alhasil, pada 30 Mei 2015, FIFA resmi mengumumkan pembubaran PSSI