Menggugah Kesadaran Sosial dengan Humor, Kisah Inspiratif Lutfi Afansyah di TikTok

Titik Kumpul’s Jakarta – Pembuat konten TikTok Lutfi Afansia memulai perjalanan digitalnya pada tahun 2021 sambil menyelesaikan disertasinya di tengah pandemi COVID-19. Dia menemukan cara kreatif untuk berbagi “lelucon batin” yang dia kembangkan dalam kesibukannya, menghadirkan humor baru dan menyenangkan kepada penonton.

Respons positif yang tiba-tiba dari pengguna TikTok mengapresiasi kontennya yang unik dan mendidik. Pengakuan tersebut membuat Lutfi semakin giat membuat konten edukasi, namun dengan gaya santai dan humor. Melanjutkan.

“Waktu itu Skripsi dan COVID,” ujarnya dalam obrolan online baru-baru ini. Lelucon yang saya buat.

Perjalanan kreatif Lutfi berlanjut pada suatu malam ketika ia memutuskan untuk merekam salah satu lelucon tersebut dan mempostingnya di TikTok. Sontak, konten tersebut mendapat respon luar biasa dari para pengikutnya.

Lutfi berkata, “Saya sangat senang ketika banyak orang berkomentar bahwa mereka menyukai konten saya. “Inilah yang mendorong saya untuk bekerja, dan saya ingin terus bekerja untuk orang-orang yang mendukung saya.”

Seiring berjalannya waktu, Lutfi mulai mencari cara baru untuk mengembangkan kontennya. Salah satu inisiatifnya adalah kemitraan dengan klinik kesehatan mental untuk merayakan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Kemitraan ini memungkinkan sepuluh orang menerima konseling gratis dan membantu orang yang membutuhkan bantuan psikologis.

Lutfi menjelaskan bagaimana dampak kontennya membantu orang lain: “Ada satu orang yang mengatakan dia berpikir untuk mengakhiri hidupnya. “Dari perbincangan tersebut, ia mengaku mampu melepaskan stresnya.”

Namun, popularitas membawa permasalahan tersendiri. Lutfi bersusah payah menciptakan “lelucon batin” yang baru dan menarik bagi para pengikutnya. Ia mengakui bahwa menjaga konten tetap orisinal merupakan tantangan dalam kariernya.

“Dari awal karena awalnya bercanda, jadi mudah dan bisa dipahami banyak orang. Namun seiring berjalannya waktu, lelucon itu memudar. Masalah saya adalah ada batasan jumlah pengulangan lelucon tersebut. . menjelaskan.

Menyadari kesulitan tersebut, Lutfi mulai mencari solusi inovatif. Salah satu sumber inspirasinya adalah minat menonton stand-up comedy, khususnya karya komedian luar negeri yang kerap bercerita tentang pengalaman hidupnya.

Biasanya mereka berbicara lebih luas, katanya. Misalnya, jika dia bercerita tentang keluarga, saya bertanya pada diri sendiri apakah itu cocok untuk saya. Jika relevan, membuat konten untuk saya dapat menginspirasi saya.” .

Meski sudah memiliki banyak pengikut, Lutfi lebih memilih menyebut orang-orang yang mendukungnya sebagai “sahabat” dan menciptakan hubungan yang lebih personal dengan para pendengarnya.

“Saya dapat semuanya dari teman online dan komunitas ini. Jadi kalau saya bilang follower, bukan itu yang saya maksud. Kalau saya pakai kata teman, mereka punya ruang untuk mengkritik, memuji, dan bercanda. Jadi, ada tempat untuk mereka. Untuk tumbuh bersama,” kata Lutfi. .

Bagi Lutfi, kuncinya adalah membangun dan terhubung dengan para pengikutnya. Melalui kontennya, diharapkan dapat terus memberikan dampak positif dan relevan terhadap kondisi sosial saat ini.

“Saya ingin terus membuat konten yang relevan dengan situasi,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *