Ketika Keju Prancis Menyatu dengan Rempah-rempah Indonesia

JAKARTA, Titik Kumpul –  Kampanye Europe in Full Role: Saver Cheese of France tahun ini kembali memukau pecinta kuliner, restoran, dan mahasiswa kuliner di dua kota terbesar, Jakarta dan Bali. Kampanye yang dilakukan oleh Centre National Interprofessional d’Economie Leitiere (CNIEL) dengan dukungan Uni Eropa ini menyoroti perpaduan sempurna antara keju Prancis dan rempah-rempah Indonesia, merayakan kekayaan produk susu Eropa dan cita rasa khas Indonesia.

Melalui berbagai acara, peserta akan mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai industri susu Perancis, antara lain:

● Terroir dan tradisi: Setiap wilayah di Perancis memiliki warisan pembuatan keju yang telah dikembangkan selama berabad-abad, sehingga menghasilkan rasa dan tekstur yang unik. Tradisi pembuatan keju yang telah lama dipadukan dengan faktor alam seperti iklim dan tanah – atau terroir – menghasilkan cita rasa dan karakter keju Prancis yang unik. Dari keju lembut khas Normandia hingga keju spesial Pegunungan Alpen, setiap keju mencerminkan kekayaan terroir dan tradisi Prancis.

● Variasi rasa: dari Brie yang lembut dan lembut hingga Comté yang kuat dengan aroma kacang dan buah, menawarkan pengalaman rasa bervariasi yang cocok untuk setiap selera.

● Beragam Tekstur: Dari fromage blanc yang segar dan lembut hingga beragam keju tua, keju Prancis menawarkan beragam tekstur untuk memuaskan hasrat apa pun.

Pembuat keju ternama Francois Robin yang datang langsung dari Perancis pada acara ini mengadakan berbagai kegiatan yang membahas berbagai teknik pembuatan keju Perancis dan potensinya dalam masakan Indonesia dan Asia pada umumnya.

Dalam kampanye ini, CNIEL mengadakan dua acara di Wong Kitchen di Jakarta dan Leon Brasserie di Bali, menawarkan pengalaman sensorik yang tak tertandingi. Setiap acara dihadiri oleh lebih dari 40 peserta termasuk chef ternama, importir, distributor dan pedagang makanan. Mereka suka mencampurkan keju Prancis seperti Mimolette, Comte, dan Brie dengan rempah-rempah lokal seperti kunyit, adas bintang, dan lada hitam, menjadikan keju Prancis sebagai pilihan utama untuk acara-acara khusus dan cita rasa lokal.

Selain itu, lebih dari 150 mahasiswa kuliner di Jakarta Academy of Pastry and Culinary Arts (APCA) dan Bali Culinary Pastry School (BCPS) berpartisipasi dalam French Cheese Workshop yang eksklusif.

Inisiatif ini bertujuan untuk membina bakat kuliner generasi muda Indonesia dengan semangat menciptakan makanan berkualitas dan mendorong mereka menjadi penggemar keju Perancis.

Dipandu oleh penjual keju, peserta juga akan mempelajari savoir-faire, keterampilan pembuatan keju Prancis yang telah berusia berabad-abad – mengungkap rahasia rasa keju dan seni kuliner dalam menggabungkan keju ini ke dalam berbagai kreasi kuliner. Pada sesi ini, mereka belajar membuat goger – kue kecil yang terbuat dari adonan keju choux dengan bumbu lokal, yang menjadi momen membahagiakan bagi banyak peserta.

“Saya melihat tren penggunaan produk gourmet seperti keju Prancis dalam resep tradisional Indonesia semakin meningkat,” kata Agung, seorang chef asal Jakarta. Vesya, salah satu mahasiswa BCPS mengatakan, “Tidak hanya banyaknya wisatawan di Bali, namun konsumen lokal juga semakin berani mencoba masakan yang berbeda karena keju Perancis, khususnya keju biru, semakin populer sebagai bahan campuran. Piring.”

Keunikan keju Perancis berasal dari industri susunya, hal ini terkait dengan spesialisasi daerah penghasil keju tersebut dan perbedaan waktu pemasakan. Keju Perancis menawarkan lebih dari sekedar pengalaman rasa, tetapi juga sejarah dan gaya hidup Perancis, yang ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap keragaman kuliner. Tahun ini, kami dengan bangga mempersembahkan enam pilihan keju Perancis (Emmenthal, Brie, Camembert, Cream Cheese, Form d’Ambert dan Bleu d’Auvergne), masing-masing mencerminkan gaya hidup Perancis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *