Jakarta, Wiwa – Setelah lahir, kulit bayi terus tumbuh dan dalam 2-4 minggu pelindung kulit menjadi lebih kuat. Kulit anak juga sensitif dan rentan iritasi, tidak terlalu berminyak dan berkeringat, dengan pH yang basa saat lahir dan cepat menurun seperti orang dewasa.
Dokter Anak, Dr. Triana Agustinus, Sp. D.V.E, Subsp. D.A mengemukakan, bayi Anda rentan terkena infeksi kulit karena kulit bayi yang sensitif. Dalam webinar bertajuk “Memahami Masalah Kulit Anak”, Dr. Triana memberikan penjelasan langsung mengenai jenis-jenis penyakit kulit pada anak dan cara pengobatannya.
“Kulit anak-anak lebih rentan karena produksi minyak dan kelenjar keringat lebih sedikit dan pH turun dengan cepat.” Seperti yang diumumkan oleh Dr. Triana Augustine, Sp. D.V.E, Subsp. D.A.
Langkah Perawatan Kulit Bayi
Dr. Triana mengatakan, untuk mencegah infeksi kulit pada anak, sebaiknya selalu menjaga kebersihan anak. Lindungi kulit bayi Anda secara menyeluruh, terutama di area tertentu seperti tubuh. Pilih produk khusus bayi, gunakan sabun, pelembab dan produk lain yang dirancang untuk bayi.
“Hindari konfrontasi yang berlebihan. Kenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan ringan untuk mencegah iritasi. Perhatikan kebersihan pakaian. Pada hari Jumat tanggal 8 November 2024, beliau berkata: “Bersihkan kulit bayi setelah kontak dengan urine atau kotoran dan hindari residu yang dapat merusak pakaian.”
Penyakit kulit yang umum pada anak-anak
Miliaria (demam)
Miliaria atau biasa disebut demam merupakan suatu kondisi kulit yang disebabkan oleh kelenjar. Hal ini biasa terjadi pada anak-anak karena kelenjar keringatnya belum berkembang sempurna sehingga kulit mudah teriritasi.
“Panas tinggi sering muncul di dahi, kulit kepala, dada, dan punggung, terutama saat anak terkena panas atau lembab.” Triana seperti yang diumumkan oleh Dr.
Penanganannya berupa mengurangi kepanasan, menjaga anak di tempat sejuk, menghindari pakaian yang terlalu panjang, dan memandikan anak secara rutin. Pastikan juga pakaian anak terbuat dari bahan seperti katun yang menyerap keringat dan menyerap keringat.
Miliaria kristalina
Kristal miliaria adalah bentuk demam tinggi ringan yang biasanya terjadi dalam 6-7 hari. Biasanya berupa lepuh kecil berisi air jernih yang terlihat seperti tetesan air dan larut dalam beberapa hari.
Cara Mengobati Untuk mengatasi kristal miliaria, mandikan anak secara teratur, pilih pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan nyaman, serta pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik. Hindari pakaian ketat yang mengiritasi kelenjar keringat.
Miliaria rubra Miliaria rubra merupakan ruam elastis berwarna merah yang sering muncul pada leher, wajah, dan tubuh anak akibat kondisi panas dan lembab serta gesekan.
“Mungkin yang lebih sering terjadi, yang biasa kita lihat, lebih dari 11-15 hari. Dr. Triana Augustin, Sp, mengatakan: “Bisa disebabkan oleh miliaria crystallina, penyebabnya adalah panas, lembab, lingkungan yang penuh tekanan, biasanya keluhannya luka merah, selalu di dahi, lalu leher dan tempat tidur”. D.V.E, Subsp. D.A..
Agar bayi tetap sehat, mandilah secara rutin dan jaga kebersihan lingkungan sekitar. Pilih pakaian katun yang menyerap keringat dan jaga agar ruangan tetap berventilasi baik.
Dermatitis seboroik (cradle cap) Dermatitis seboroik adalah suatu kondisi kulit yang disebabkan oleh efek hormon ibu. Biasanya muncul pada usia 3 minggu dan menghilang pada usia 6-9 bulan.
Dr. “Jerawat yang biasanya ada di kulit kepala atau dahi biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan menurunnya hormon ibu,” kata Triana.
Cara Mengobati Jika ketombe ada di kulit kepala, oleskan minyak zaitun atau baby oil pada kulit kepala pada malam hari dan bilas dengan sampo ringan keesokan harinya. Jika luka bakarnya parah atau meluas, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Dermatitis atopik (eksim) Dermatitis atopik biasanya muncul pada anak usia 2-3 bulan dan biasanya ditandai dengan kulit bersisik, ruam merah, dan sisik kering di pipi, siku, dan lutut. Dermatitis ini bersifat kambuh dan sering dikaitkan dengan riwayat alergi keluarga.
“Bagi anak penderita dermatitis atopik, penting untuk menghindari keringat berlebih karena dapat menimbulkan lesi baru pada kulit.” Menurut Dr. Triana.
Cara Mengobati : Hindari penggunaan air panas saat mandi dan pilihlah sabun yang berbahan lembut. Oleskan lotion atau krim segera setelah mandi untuk menjaga kelembapan kulit. Jika kesemutan atau kemerahan terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter.
Infeksi Kulit Infeksi kulit pada anak seringkali disebabkan oleh bakteri sehingga menimbulkan ruam (luka merah) dan impetigo (luka berair atau kuning).
Cara merawat Mandikan bayi Anda setiap hari. Jangan memencet atau memecahkan lepuh. Pastikan tangan pengasuh selalu bersih. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, konsultasikan dengan dokter.
Dermatitis popok Dermatitis popok adalah salah satu jenis ruam kulit di area popok yang biasanya terjadi antara usia 3 minggu hingga 2 tahun, dengan puncaknya pada usia 6 bulan.
Cara Mengobatinya: Untuk mencegah dermatitis popok, gantilah popok bayi sesering mungkin, idealnya setiap 3-4 jam sekali. Bersihkan secara menyeluruh setiap kali mengganti celana dalam dan gunakan krim pelindung sebelum memakai celana dalam baru. Hindari penggunaan debu untuk mengurangi bahaya penghirupan.
Tips mengobati infeksi kulit: Pastikan lingkungan nyaman, pilih pakaian yang menyerap keringat, dan ventilasi ruangan dengan baik. Tutup Buaian: Gunakan hanya sampo bayi atau baby oil untuk membantu membersihkan dengan lembut. Dermatitis atopik: Hindari air panas dan dermatitis kontak. Oleskan pelembab segera setelah mandi untuk menjaga kulit tetap terhidrasi.