JAKARTA, Titik Kumpul – Bagi masyarakat Indonesia, Hari Pahlawan selalu penuh makna dan sejarah. Setiap tahunnya, tanggal 10 November mengingatkan kita akan semangat juang dan pengorbanan para pahlawan yang berjuang dengan setia demi kemerdekaan negara.
Namun, Hari Pahlawan bukan hanya tentang masa lalu; Hari ini juga merupakan kesempatan bagi kita untuk memahami apa arti seorang pahlawan di era ini dan bagaimana kita dapat melanjutkan perjuangan mereka untuk Indonesia yang lebih baik. Silakan, oke?
Bagi tokoh masa kini, seperti calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 02, Dharma Bongrikun, Hari Pahlawan menginspirasi makna kebebasan dan kedaulatan yang sebenarnya. Secara agama, Hari Pahlawan hendaknya hanya dimaknai sebagai perayaan peringatan atau perayaan resmi, yaitu saat untuk merefleksikan nilai-nilai nasionalisme dan kebebasan yang diwariskan para pahlawan.
“Pahlawan telah memberikan anugerah kedaulatan bagi negeri ini. Tanpa kedaulatan, kita tidak akan benar-benar merdeka,” kata Dharma saat menghadiri perayaan Hari Pahlawan di Gedung Jung 45, Jakarta Pusat, Minggu, November. 10 2024
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa kebebasan bukanlah sesuatu yang bisa kita anggap remeh. Kebebasan bukan hanya sekedar kebebasan dari penjajahan material, namun juga kebebasan untuk hidup berdaulat dan mandiri. Hari Pahlawan mengajak kita untuk menghormati anugerah besar ini dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan di bidang kita. Kita mungkin bukan tentara, tapi kita bisa menjadi pahlawan di bidang pendidikan, kesehatan, teknologi, atau ekonomi.
Dharma juga menyatakan bahwa Indonesia, termasuk Jakarta, saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan berat. Tantangan tersebut tidak selalu berupa kolonialisme fisik, melainkan berupa kesenjangan ekonomi, ketidakadilan sosial, dan persoalan kedaulatan di era globalisasi saat ini.
Katanya, “Indonesia sedang tidak dalam kondisi yang baik, begitu pula Jakarta. Yang mendesak saat ini adalah menyatukan hati dan jiwa masyarakat untuk menyelamatkan negara, dimulai dari ibu kotanya, Jakarta.”
Persatuan dan kesatuan umat beragama menjadi kunci menghadapi tantangan tersebut, dan perayaan Hari Pahlawan harus menjadi pengingat bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, akan pentingnya bersatu dalam semangat gotong royong untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat. . Seperti para pahlawan masa lalu yang berjuang tanpa memandang perbedaan, saat ini kita harus bersatu menghadapi tantangan bersama.
Dharma mencontohkan kontribusinya terhadap negara melalui konsep sistem ekonomi berkeadilan yang disebutnya “getuk tular adab”. Sistem ini bertujuan untuk menyasar perekonomian masyarakat lokal Jakarta dengan memberdayakan semua pihak yang terlibat dalam rantai perekonomian, mulai dari produsen dan konsumen hingga pelaku usaha lokal. Melalui sistem perekonomian yang adil dan mendukung, DHARMA berharap Jakarta menjadi kota yang sejahtera dan mandiri.
“Di Jakarta ada visi rumah adat teras luas tanpa pagar – siapa pun boleh datang, tapi harus tetap menjaga gaya. Jangan merusak gaya kami,” ujarnya.