Jakarta, Titik Kumpul – Nyeri merupakan keluhan yang paling banyak dikeluhkan pasien, termasuk pasien kanker. Lebih dari 50% pasien kanker mengalami nyeri pada tahap awal dan pertengahan perjalanan kanker mereka. Sementara itu, 90% pasien kanker mengalami nyeri saat sakit.
Dokter Spesialis Anestesi dan Intensif RS Pondok Indah-Pondok Inda, Dr. I Gusti Ngurah Akwila Dwi Yundha, Sp.An-TI, FIP menemukan bahwa nyeri pada penderita kanker bisa berasal dari sel kanker. Gulir ke bawah untuk detail selengkapnya!
“Sel-sel abnormal tumbuh dan menghancurkan jaringan di sekitarnya. Sel-sel ganas yang terus tumbuh juga dapat menekan saraf, tulang, dan organ sehingga menimbulkan rasa sakit. “Kanker yang sudah menyebar ke organ lain, seperti tulang, juga bisa menimbulkan komplikasi,” ujarnya saat jumpa media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 11 November 2024. sakit parah”.
Selain itu, nyeri pada pasien kanker juga dapat disebabkan oleh efek samping pengobatan kanker seperti kemoterapi, terapi radiasi, pembedahan, dan pengobatan. Meski dapat membunuh sel kanker, terapi ini juga dapat menimbulkan efek samping berupa nyeri. Hal ini terjadi akibat rusaknya saraf di sekitar tempat tumbuhnya sel kanker.
“Dengan kemoterapi atau radioterapi di dalam jaringan mati, jaringan mati melepaskan mediator inflamasi yang menimbulkan rasa sakit,” ujarnya.
Tak hanya itu, Yundha juga menjelaskan bahwa pasien kanker merasakan sakit yang luar biasa. Ia mengatakan, rasa sakit ini tidak hanya disebabkan oleh efek samping pengobatannya, tetapi juga disebabkan olehnya secara umum.
“Nyeri secara umum tidak hanya disebabkan oleh kemoterapi atau radiasi. Namun ketika Anda menghadapi hambatan sosial karena kanker, hal ini juga dapat memperburuk rasa sakit Anda. “Secara psikologis karena saya khawatir mengetahui penyakit ini tidak bisa disembuhkan, salah satu organ vitalnya harus diangkat, itu akan mengganggu mental, semua itu,” ujarnya.
Oleh karena itu, Yundha berpendapat, pasien kanker yang menderita nyeri harus dikontrol rasa sakitnya. Manajemen nyeri adalah serangkaian prosedur medis yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri pasien, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penatalaksanaan nyeri diberikan ketika pasien mengalami nyeri yang signifikan atau terus-menerus.
Tujuannya untuk mencapai kualitas hidup. Jadi tidak perlu khawatir, tidak ada gangguan jiwa, dan lain-lain. Agar pasien bisa berfungsi. Tanda-tanda bebas meski tidak selalu, agar kita bisa berpartisipasi dalam hubungan sosial. “Yang terpenting kondisi pasien secara keseluruhan baik-baik saja,” ujarnya.
Pengobatan nyeri ada beberapa jenis, mulai dari penatalaksanaan farmakologis berupa pengobatan analgetik hingga pengobatan nonfarmakologis seperti rangsangan pada daerah nyeri dengan pijatan, kompres dingin, kompres panas, penggunaan rangsangan saraf listrik subkutan, teknik relaksasi. . dan terapi musik.
“Untuk meredakan nyeri pada kanker bisa menggunakan obat pereda nyeri seperti Paracetamol atau bahkan morfin. Ada juga obat penunjang seperti antidepresan dan obat antiepilepsi.” sampai enam bulan,” ujarnya.