Jakarta, Titik Kumpul – Kabar perceraian Revand Narya dan Faby Marcelia menghebohkan publik, apalagi setelah sepuluh tahun menjalin hubungan harmonis. Dalam perbincangannya dengan Melaney Ricardo, Revand mengungkap kebiasaan buruk yang menjadi penyebab utama keretakan keluarganya.
“Saya sebenarnya tidak ingin bercerai, bahkan pada awalnya saya tidak ingin bercerai. Dia jatuh sakit dan pergi ke rumah sakit. Dokter juga mengatakan bahwa masalah ini sepertinya lebih bersifat psikologis,” ujarnya kepada Revand. Terus bergerak, oke?
Salah satu kebiasaan yang diakuinya adalah kecenderungannya menghadapi masalah secara diam-diam atau menutup-nutupi ketimbang melawan. Revand mengaku tak suka konflik yang justru membuat dirinya dan Faby terdiam cukup lama.
“Saya tidak suka kegembiraan, saya lebih suka sesuatu yang tenang dan santai,” ujarnya lagi.
Namun sikap tersebut seolah menumpuk dan membuat Faby merasa tidak didengarkan.
“Butuh waktu hampir 10 tahun sebelum semuanya akhirnya terungkap dan dia mengajukan gugatan cerai,” kata Revand.
Diakui Revand pun, kesalahannya dimulai sejak awal pernikahannya ketika ia merasa telah mencapai tujuannya dengan menikah dan tidak menunjukkan perhatian sebanyak saat masih bersama.
“Saya dulu memperlakukannya seperti seorang putri, seperti seorang ratu, tapi setelah menikah saya pikir itu sudah cukup. Hal ini ternyata merupakan kesalahan besar, karena saat itu pernikahan baru saja dimulai. Silaturahmi harus terus dijaga,” ujarnya.
Kebiasaan buruk lainnya yang diungkapkan Revand adalah sikapnya yang sangat cuek terhadap upaya Faby menjaga hubungan dan tidak memberikan tanggapan.
Ia bahkan teringat saat Faby merayakan ulang tahunnya dengan mendekorasi dan berusaha membahagiakannya, namun Revand hanya mengucapkan kata-kata sederhana dan tanpa ekspresi.
“Dia mengerjakan dekorasi, latar belakang, dan segalanya, tapi saya hanya berkata, ‘Terima kasih, nona.’ Saat saya di Bali, saya berpikir dan marah pada diri sendiri, seharusnya saya lebih menghargai usahanya,” ujarnya.
Dalam podcast tersebut, Revand juga mengaku sudah bertahun-tahun jarang bertengkar dengan Faby sehingga membuatnya yakin hubungan mereka aman.
“Saya sangat percaya diri karena kita jarang sekali membuat keributan, paling banyak dua tahun sekali,” ucapnya.
Namun justru karena begitu tenangnya, Revand tak menyadari bahwa Faby memendam rasa dendam yang terus membesar hingga ia memutuskan untuk mengakhiri pernikahan.
Revand mengaku tak ingin bercerai dari Faby. Ia percaya bahwa pernikahan seharusnya hanya terjadi sekali seumur hidup.
“Saya ingin menikah sekali dalam hidup saya, saya tidak ingin bercerai,” ujarnya. Namun, ia juga tak sanggup menghadapi kenyataan bahwa Faby terus menderita secara fisik dan emosional.
“Jika aku terus memaksanya, pada akhirnya itu akan menyakitinya. Demi dia dan anak-anak, saya harus menyerah,” kata Revand.