Jakarta, Titik Kumpul – Serangan jantung merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yang seringkali terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan. Serangan jantung dikenal sebagai silent killer karena banyak penderitanya yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit jantung hingga mengalami serangan mendadak.
Serangan jantung dapat membunuh Anda dalam hitungan menit jika tidak segera ditangani, sehingga penting untuk memahami gejala dan tindakan pencegahan yang dapat kita lakukan setiap hari.
Serangan jantung selalu menimbulkan banyak ketakutan, apalagi akhir-akhir ini serangan jantung banyak terjadi pada malam hari saat orang sedang tidur.
Serangan jantung terjadi pada pagi hari karena faktor-faktor seperti metabolisme pasien yang melambat dan detak jantungnya. Mari kita gulir terus seluruh artikel di bawah ini.
Penurunan laju metabolisme dan tekanan darah ini dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung, yang menyebabkan serangan jantung.
Selain itu, kurang tidur, seperti tidur hanya 4-5 jam per malam, meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung. Kemudian datanglah apnea tidur obstruktif (OSA), yaitu berhentinya pernapasan saat tidur.
Terhambatnya pernapasan saat tidur mengurangi suplai oksigen ke jantung, sehingga menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Akibatnya, meningkatkan risiko serangan jantung saat tidur.
Lalu apa yang harus dilakukan jika pasien mengalami serangan jantung pada malam hari saat tidur untuk mengurangi risiko keparahannya?
Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Jantung Jakarta, dr. Akbarbudhi Antono, Sp.PD memberikan sambutan pada kesempatan tersebut. Ia menjelaskan, serangan jantung tidak dapat diprediksi.
Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk memahami beberapa tanda atau gejala umum serangan jantung.
“Serangan (jantung) ini sulit diprediksi, apalagi jika terjadi pada malam hari. Biasanya kita harus mengenali jenis-jenis gejala serangan jantung. Penting untuk mengetahui ciri-ciri jenisnya,” ujarnya setelahnya dikonfirmasi Titik Kumpul.co.id saat pertemuan di RS Jantung Jakarta, Selasa 12 November 2024.
Dr. Beberapa gejala atau tanda khas serangan jantung yang diketahui antara lain nyeri di dada bagian tengah atau kiri yang menjalar hingga ke leher atau punggung atas.
Selain itu, nyerinya juga bisa menjalar hingga ke pangkal perut, misalnya nyeri perut, atau menjalar ke lengan kiri.
“Rasa sakitnya bisa terasa seperti beban berat, antara lain sesak napas, jantung berdebar, gelisah, dan keringat dingin,” ujarnya.
Dr. Akbar mengatakan, jika memiliki tanda atau gejala yang khas, sebaiknya segera ke rumah sakit untuk dilakukan evaluasi. Ia juga menegaskan, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas seperti kerokan yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.
Jadi kalau ada gejala seperti itu, jangan dicukur, tapi langsung dibawa ke rumah sakit. Ini memungkinkan pasien masuk masa emas, ujarnya.
Dr. Akbar melanjutkan, bahaya kerokan pada pasien serangan jantung adalah adanya risiko gagal jantung.
“Bahayanya (pengikisan pasien serangan jantung) adalah ada orang yang dikerok mungkin merasa nyaman berkata, ‘Ah, ini keren.’ Faktanya, jika jantung beristirahat, rasa sakitnya akan berkurang. Namun bukan berarti masalah terus berlanjut dan terjadi kerusakan permanen. Itulah sebabnya beberapa orang mengalami gagal jantung, yang menyebabkan penurunan kualitas hidup secara signifikan tidak bisa makan, tidak bisa jalan, susah jalan kalau liburan,” ujarnya.
Seseorang yang mengalami gagal jantung akibat serangan jantung yang terlambat ditangani juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
“Risiko stroke meningkat karena pompa melemah sehingga menyebabkan bekuan darah di jantung berpindah ke otak,” jelasnya.