Titik Kumpul – Legenda tinju Mike Tyson kalah dari Jake Paul dalam laga non-gelar di AT&T Stadium di Arlington, Texas, AS pada Sabtu, 16 November 2024.
Pemegang rekor juara dunia kelas berat termuda itu kalah dengan skor 72-80, 73-79, dan 73-79. Padahal, di awal ronde pertama, ia tampil baik dan sukses mengenai sasaran.
Usianya tak lagi menjadi faktor, Tyson tertegun di ronde-ronde selanjutnya. Ia sering menunggu dan membela diri saat Paul menyerang.
Ada satu hal dalam kekalahan Tyson yang diperhatikan penonton. Tyson berulang kali menggigit sarung tangan itu.
Selama beberapa ronde pertama, Tyson sesekali menggigit sarung tangannya, membuat tim komentar bertanya-tanya apakah dia memiliki masalah dengan pelindung mulutnya.
Saat pertarungan berlangsung, pukulan jab menjadi lebih sering hingga Tyson mendaratkannya hampir setiap kali dia mengangkat sarung tangannya.
Meskipun komentator utama Mauro Ranallo menjelaskan kepada pemirsa Netflix bahwa “Iron Mike” pernah melakukan ini sebelumnya dalam pertandingannya, frekuensi gigitan tersebut mengejutkan pakar Roy Jones Jr. dan para penggemar.
Berbicara usai pertarungan, Tyson menjelaskan mengapa dia berulang kali menggigit sarung tangannya.
Dia berkata: “Adalah kebiasaan saya untuk menggigit sarung tangan ketika saya bertarung. Saya punya kebiasaan menggigit,” kata Tyson /
Terkait penyangga lutut yang dikenakannya karena masalah mobilitas, Tyson membenarkan bahwa ia mengalami cedera saat laga, namun tak ingin menjadikannya sebagai alasan atas kekalahan mutlaknya dari Paul.
“Ya [saya mengalami cedera lutut],” katanya. “Tapi saya tidak bisa menggunakan itu sebagai alasan.
“Saya senang. Saya tahu dia petarung yang baik, saya tahu dia siap.”
Mengenai kekalahannya, Tyson menerimanya dengan lapang dada dan tidak menyesal. “Saya tidak membuktikan apa pun kepada siapa pun, hanya diri saya sendiri. Saya puas dengan apa yang bisa saya lakukan.”
Sementara itu, Paul menyebut Tyson “THE GOAT”, menyatakan: “Mike Tyson, ini suatu kehormatan.”
“Dia seorang legenda. Dia yang terbaik yang pernah melakukannya… pria itu adalah ikon dan merupakan suatu kehormatan untuk melawannya.”