Jakarta, Titik Kumpul – Pneumonia merupakan masalah penyakit global yang masih memerlukan perhatian khusus. Ini merupakan penyakit menular yang menyebabkan jumlah kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. UNICEF mencatat hampir 2.200 anak di bawah usia lima tahun meninggal akibat pneumonia setiap hari di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan mencatat pneumonia menjadi penyebab 14,5% kematian bayi dan 5% kematian balita. Mari kita lanjutkan membaca seluruh artikel di bawah ini.
Pneumonia atau radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri pneumokokus sebenarnya bisa dicegah, salah satunya dengan pemberian vaksin pneumococcal conjugate (PCV).
Langkah terpenting dalam mencegah infeksi bakteri pneumokokus adalah vaksinasi PCV. Pemberian vaksin PCV secara luas telah terbukti secara signifikan mengurangi beban penyakit pneumokokus secara global.
Faktanya, penggunaan PCV pada anak-anak tidak hanya mengurangi penularan bakteri ke anak-anak yang divaksinasi, namun juga melindungi anak-anak yang tidak divaksinasi, orang dewasa, dan orang tua dari penyakit pneumokokus.
“Salah satu upaya preventif terpenting yang terbukti efektif mencegah kematian akibat pneumonia, selain pemberian ASI eksklusif, nutrisi yang tepat, menghindari polusi, adalah pemberian vaksin PCV. Dengan vaksinasi yang benar kita tidak hanya melindungi anak-anak saja. melawan infeksi serius, tetapi juga “mengurangi risiko penyebaran bakteri pneumokokus di lingkungan,” kata Ketua Tim Vaksinasi IDAI dr Jakarta, Minggu, 17 November 2024.
Di Indonesia, vaksin PCV termasuk dalam jadwal vaksinasi anak usia 0-18 tahun yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam Rencana Imunisasi Anak terbaru tahun 2024, IDAI merekomendasikan imunisasi PCV pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan dosis booster pada usia 12 hingga 15 bulan.
Bila tidak diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan sebanyak 2 kali dengan selang waktu minimal 1 bulan dan dosis booster pada usia 12-15 bulan dengan selang waktu 2 bulan dari dosis sebelumnya. Jika tidak diberikan pada usia 1-2 tahun, PCV diberikan sebanyak 2 kali dengan selang waktu minimal 2 bulan.
Jika tidak diberikan pada usia 2-5 tahun, PCV10 diberikan 2 kali dengan selang waktu 2 bulan, PCV13 atau PCV15 diberikan 1 kali. Bagi anak berisiko tinggi berusia di atas 5 tahun yang belum pernah menerima vaksin PCV, disarankan untuk menerima 1 dosis PCV13 atau PCV15.
Vaksin PCV15 termasuk dalam jadwal vaksinasi anak terbaru pada tahun 2024 untuk memperluas perlindungan terhadap bakteri pneumokokus, termasuk serotipe 22F dan 33F, yang belum tercakup dalam PCV13. Dengan cakupan yang lebih luas terhadap 15 serotipe, vaksin PCV15 dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa serotipe bakteri pneumokokus.
Orang tua dapat mencegah pneumonia sedini mungkin. Terutama ibu yang memastikan pemberian ASI eksklusif pada anak minimal 6 bulan hingga 2 tahun.
ASI diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan bayi, termasuk memperkuat daya tahan tubuhnya agar tidak mudah terkena penyakit, termasuk infeksi bakteri pneumokokus.
“Imunisasi saja tidak cukup, harus didukung dengan faktor pendukung lainnya. Misalnya nutrisi yang tepat dan ideal, misalnya ASI eksklusif yang diberikan minimal 6 bulan,” kata konsultan respirologi anak dr. WahyuniIndawati Sp.A(K).
Selain itu, pencegahan pneumonia pada anak juga didukung dengan asupan nutrisi yang seimbang, seperti pola makan sehari-hari.
Bukan suatu kebetulan jika pemberian makanan pada anak dianjurkan mengikuti anjuran kandungan isi piring saya yang terdiri dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
Pencegahan pneumonia juga dapat dilakukan dengan mencegah anak terpapar polusi dan asap rokok. Selain itu, perlindungan anak juga dilakukan di luar rumah dengan menggunakan masker untuk melindungi anak dari virus yang ditularkan melalui flu dan batuk di luar rumah.