Titik Kumpul – Marc Marquez memberi kado untuk Gresini Racing di seri terakhir sebelum pindah ke Ducati Lenovo musim depan. Hadiahnya adalah kemenangan ketiga musim ini dan podium di MotoGP Barcelona.
Pada seri terakhir MotoGP 2024 yang digelar di Sirkuit Catalunya, pekan lalu banyak cerita menarik dari para pebalap, salah satunya upaya Marc Marquez naik podium demi meraih poin lebih banyak.
Marc Marquez berhasil finis kedua dengan motor Ducati Desmosedici GP23 miliknya di seri terakhir, di belakang Francesco Bagnaia yang keluar di posisi pertama, atau mengungguli juara dunia Jorge Martin.
Berkat hasil tersebut, bayi alien tersebut mendapat tambahan 20 poin, dan menjadi juara 3 musim ini menggantikan Enea Bastianini yang berada di peringkat 3 karena mendapat tambahan poin saat sprint race. Sebelumnya, MM93 berada di peringkat ke-4 klasemen berkat podium kedua Bastianini pada balapan MotoGP Catalunya. Sedangkan Marc hanya finis di posisi ke-6 pada balapan pendek tersebut.
Total musim ini, Marc Marquez mengoleksi 392 poin dengan 10 podium dan 3 kemenangan, sedangkan Bastianini hanya mengoleksi 2 kemenangan dan 9 podium dengan 386 poin.
Lantas apa rahasia anak-anak asing yang bisa melesat bak roket Barcelona di balapan besar? Bahkan, pada sesi latihan bebas pertama, performanya tampak menurun karena pada sprint race ia tak mampu mengejar pelari lainnya.
Juara dunia 8 kali itu mengaku, saat latihan bebas dan balapan sprint, ia kesulitan menampilkan performa tinggi Desmosedici GP23, hingga akhirnya ada perubahan jelang balapan besar.
“Teknisi saya bekerja dengan baik di malam hari, menurut saya dia kurang tidur. Kami menganalisis semua yang kami lakukan, dan kekurangan motor dari FP1,” ujarnya seperti dikutip Crash.net, Senin 18 November 2024.
Meski mekanik Ducati dan Gresini Racing sedikit diturunkan performa Desmosedici GP23, namun hasil di balapan utama positif karena ada perubahan yang dirasakan Marc.
“Saat pemanasan saya mulai merasa lebih baik, dan saat balapan saya berjalan sesuai keinginan saya. Ya, kami punya titik lemah tapi saya kuat di titik kuat jadi itu bagus,” ujarnya.
Selain itu, Francesco Bagnaia yang bertekad menjadi juara dunia tahun ini juga mencatatkan hasil sempurna, setelah menjadi yang tercepat pada balapan tersebut, ia juga menjadi juara pertama pada balapan utama.
Namun sayang Martin berhasil finis ketiga sehingga ada selisih 10 poin. Meski murid terbaik Valentino Rossi itu bekerja keras untuk merebut gelar juara pertama, namun MM93 yang berada di posisi kedua tak mampu menandinginya.
“Dia (Pecco) lebih cepat dari saya, tapi posisi kedua adalah akhir yang sangat bagus untuk babak yang sangat bagus dalam karir saya, yaitu di tim Gresini, tempat di mana saya sangat bahagia, dan ini adalah cara terbaik untuk mengatakannya. terima kasih.,” lanjutnya.