Titik Kumpul, Jakarta – Meski lingkungan sekolah merupakan tempat penting bagi anak untuk belajar, namun juga dapat menjadi wahana penyebaran penyakit menular. Jajanan yang tidak sehat, lingkungan yang tidak sehat, kontak dengan teman sekelas yang sakit dan berbagai faktor meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular pada anak.
Wabah penyakit di sekolah tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik anak, namun juga proses pendidikannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua, guru, dan lingkungan untuk mengetahui jenis penyakit yang umum menular, cara mencegah dan mengobatinya.
Pada hari Selasa tanggal 12 November 2024, dalam jumpa pers yang diadakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr.dr. Irene Ratridewi, Sp.A(K), anggota Satgas Penyakit Tropis (UKK), IDAI, menjelaskan, ada beberapa penyakit menular yang biasa mewabah di sekolah, seperti penyakit gondongan, penyakit tangan, kaki, dan mulut. HFMD), varicella (cacar air).
Hogwarts adalah penyakit yang menyerang kelenjar ludah dan menyebar melalui air liur, bersin, dan berbicara. Meskipun cacar air merupakan ruam yang gatal, cacar air biasanya ditandai dengan demam, ruam, dan luka pada mulut dan tangan.
Dr. “Wabah bisa diartikan sebagai penyakit yang tidak ada dan memanifestasikan dirinya lebih dari biasanya,” jelas Irene. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun penyakit ini jarang terjadi, namun jumlah kasusnya dapat meningkat secara signifikan dalam waktu singkat dan dapat dengan cepat menyebar ke banyak orang, terutama di lingkungan keramaian seperti sekolah.
Penularan dan pencegahan penyakit menular
Dr.Irene.
Inilah sebabnya mengapa pencegahan adalah langkah kunci yang harus diambil. Berikut beberapa tips untuk mencegah penyakit menular ini di lingkungan sekolah:
Jarak fisik: Anak yang tidak sakit diimbau menjaga jarak fisik dengan temannya yang sakit.
Penggunaan masker: Masker yang menutupi mulut dan hidung mencegah penyebaran virus melalui udara.
Kebersihan tangan: Mencuci tangan secara teratur dengan sabun merupakan langkah penting dalam mencegah penyakit.
Imunisasi: Vaksinasi merupakan kunci untuk melindungi anak dari penyakit menular seperti gondongan dan cacar air.
“Langkah-langkah tersebut direkomendasikan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 dengan menjaga jarak fisik, memakai masker dan menjaga kebersihan tangan,” kata dr Irene.
Mengapa vaksinasi penting?
Vaksinasi merupakan cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular seperti flu babi. “Jenis vaksinnya sama, masih ada peluang. “Ketika vaksin ini dirilis ke masyarakat, keamanannya terjamin,” kata Dr. Irene.
Walaupun vaksin ini sangat efektif, meskipun anak sudah divaksin, penularan tidak dapat dikesampingkan. Namun, vaksinasi tetap menjadi cara paling efektif untuk mencegah wabah.
Dr tentang vaksinasi gondongan. Irene menjelaskan, “Vaksin untuk anak-anak sama saja dengan orang dewasa, meskipun vaksin mengurangi risiko penularan, namun kemungkinan penularan melalui droplet masih sangat kecil. Oleh karena itu, terutama jika anak-anak menunjukkan gejala, tetap ikuti aturan kesehatan lainnya. , misalnya sama pentingnya dengan memakai masker dan menjaga jarak sosial.”
Resistensi anak
Selain vaksinasi, menjaga imunitas anak juga sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan yang baik merupakan langkah awal dalam menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sehingga mengurangi risiko penularan penyakit.
Untuk meningkatkan imunitas anak, dr. Selain mengonsumsi multivitamin, Irene menyarankan untuk memperhatikan pola makan seimbang. “Nutrisi yang baik adalah kunci untuk menjaga kekebalan normal anak.”
Penyakit yang meningkat pada musim hujan
Beberapa penyakit seperti demam berdarah (DBD) dan diare terkait sanitasi menjadi perhatian utama selama musim hujan. Dr Irin berpesan kepada para orang tua untuk memperhatikan kebersihan dan higienitas lingkungan tempat tinggal anak agar tidak terkena demam dan diare terkait sanitasi di bulan mendatang.
Tak hanya demam berdarah, hepatitis juga menjadi penyakit yang patut diwaspadai. “7 hari atau minimal 2 minggu jika diketahui hepatitis parah, tidak beralasan. Untuk hepatitis A. Penderita hepatitis harus diisolasi selama periode ini untuk mencegah penularan lebih lanjut.”
Ajari anak untuk menjaga kesehatannya
Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui peralatan makan dan mainan, Dr. Irene berpesan agar pisau dirawat secara rutin jika belum dicuci dengan benar atau kotor. Selain itu, penting untuk mengajarkan anak untuk tidak berbagi peralatan dengan teman sekelasnya, apalagi jika sedang sakit.
Jaga keamanan anak-anak di taman bermain
Taman bermain merupakan tempat dimana banyak anak berinteraksi satu sama lain sehingga menjadi tempat penyebaran penyakit menular. Oleh karena itu, anak-anak penyandang disabilitas tidak boleh bermain di taman bermain.
“Jangan biarkan anak yang sakit pergi ke taman bermain agar tidak menulari anak lain,” kata dr Irene.
Tren penyakit menular di Indonesia
Dr Irene mengatakan, penyakit gondongan saat ini menjadi masalah terbesar pada anak-anak. Dalam dua bulan terakhir, lebih dari 6.000 insiden telah tercatat.”
Selain itu, penyakit tangan, kaki, dan mulut (FMD) dan varicella (cacar air) masih sering terjadi, namun penyakit gondongan lebih sering terjadi.
Bagi orang dewasa dengan tingkat aktivitas tinggi, penting untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah sakit. “Makanan dan multivitamin, tapi jangan mengandalkan multivitamin, ujung tombak pertahanan tubuh adalah makanan,” kata dr. Irene.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia dan Dana Anak-anak PBB, nutrisi yang sehat, kebersihan yang baik, dan vaksinasi yang tepat pada anak-anak merupakan langkah penting dalam mencegah penyakit menular. WHO juga menekankan pentingnya kebersihan tangan dan vaksinasi sebagai cara efektif untuk mencegah penyakit menular.
Pencegahan merebaknya penyakit menular di sekolah anak memerlukan kerjasama orang tua, guru dan lingkungan. Dengan mengambil tindakan sederhana namun efektif seperti vaksinasi, kebersihan yang baik, dan mencegah anak-anak berbagi peralatan, kita dapat melindungi anak-anak dari potensi penyakit epidemi. Pencegahan dini berkontribusi pada perlindungan kesehatan anak, dan proses pendidikan serta pengasuhan di sekolah tetap berjalan normal akibat penyakit tersebut.